JGSN Merayakan Adven Dan Natal 2014

Dalam rangka merayakan minggu-minggu Adven, Natal dan Akhir Tahun 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan, Tim Perayaan akan melaksanakan berbagai kegiatan. Tim Perayaan diketuai oleh Drs. Ady E. Mandala, M.Si....

JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013 (4): Pembentukan PAUD GSN 2013

PAUD GSN secara resmi mulai beroperasi sejak 16 Juli 2013 (Tahun Ajaran 2013-2014) dengan jumlah siswa 30 siswa.

Sidang Awal Tahun MJGSN (Sidang Lanjutan: Minggu, 2 Februari 2014

Sidang tersebut akhirnya berhasil menyelesaikan pembahasan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat GSN.

JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013: Pembagunan Gedung Serba Guna JGSN

“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan....."

Jemaat Gunung Sinai Naikolan

Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) adalah jemaat yang berada dalam lingkup pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Rayon IV Klasis Kota Kupang.

Minggu, 30 Maret 2014

JGSN Minggu Sengsara V (30 Maret 2014): Allah Peduli

Cavik. Welly Oematan, S.Th. & MJ Rayon 5

Allah Peduli Dengan Membuka Mata Rohani Orang Yang Percaya Kepada-Nya

“Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan kitalah yang dipikul-Nya, padahal kita mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah….itukah sebuah pengorbanan??? Itukah yang namanya penebusan diri??? Karena Kasih Allah yang amat besar Dia mau memikul derita manusia. Untuk kesalahan kita Ia memberi diri-Nya. Untuk sakit kita Ia memikul dan menanggungnya. Bersama penderitaan-Nya dan luka-luka-Nya……derita, sakit dan luka kia disembuhkan-Nya” (Panggilan Beribadah; Liturgi Minggu Sengsara V Klasis Kota Kupang Rayon IV).

Kebaktian Utama Minggu sekaligus merarayakan Minggu Sengsara V di Jemaat Gunung Sinai Nakolan (30 Maret 2014) dipimpin oleh Cavik. Welly Oematan, S.Th. Minggu Sengsara V mengambil tema: “Allah Peduli” dan sub tema: “Allah Peduli Dengan Membuka Mata Rohani Orang Yang Percaya Kepada-Nya”.

Nats Pembimbing dan Firman Tuhan terambil dari 1 Petrus2:24, dan pembacaan FirmanTuhan dari Yohanes 9:1-41; “Orang yang buta sejaklahir”.

Mendukung tema dan sub tema dimaksud, Liturgi Minggu Sengsara V yang dirancang oleh Majelis Klasis Kota Kupan Rayon IV mencantumkan sesi percakapan/dialog pada tahapan Pengakuan Dosa. Percakapan tersebut menggambarkan tentang 2 orang yang Buta Mata Rohani-nya sehingga tidak percaya dengan Allah dan yang Terbuka Mata Rohani-nya yang tetap percaya kepada pertolongan Tuhan.

Berikut ini adalah cuplikan dialog yang diperagakan oleh kaum perempuan dari Jemaat Rayon 5 Jemaat Gunung Sinai Naikolan:

Perempun Rayon 5
Ibu Reni:
“Susi, beta son percaya Tuhan lai. Beta ragu dengan kuasa Tuhan. Bayangkan sa, beta pung anak ni su umur 3 tahun blom bisa jalan. Segala macam cara kitong su buat…tapi begitu sa…tau kutuk ko dosa apa yang talalu ni…”

Ibu Lusi:
“Na ko beta ju skarang ni pergumulan berat. Beta pung anak sulung ni su satu minggu darah kaluar dari idong. Su pi di prodia ko periksa lengkap ma hasil bersih. Tau lai mangkali su kena suanggi. Kita pange tim doa na bilang ini dosa nenek moyang. Na nenek moyang dong su mati. Tau kitong mau buat karmana.”

Ibu Mira:
“Beta rasa kitong pung pergumulan hidup ni tidak ada yang tidak dalam penglihatan Tuhan. Sakit karmanapun tergantung kitong pung iman pada Tuhan tentu berusaha untuk berobat ju.”

Ibu Reni:
“Awiii…susi ee…, jang datang khotbah te beta su bosan. Apalai omong nama Tuhan Yesus beta son suka. Beta pung pergumulan talalu berat. Mungkin beta pung anak ni seumur hidup son bisa jalan. Apalai kalo kitong dengar orang su divonis son akan sembuh dan tunggu mati…. Awii…beta rasa Tuhan Yesus ni son adil. Kasi kitong beban hidup talalu berat. Dosa apa ee yang talalu besar ko hukuman yang kitong pikul begini berat?”

Ibu Mira:
“Jangan pikir pendek dengan hidup yang penuh cobaan! Inga skarang ni Minggu Sengsara Tuhan Yesus. Dia pung menderita sakit talalu amat banyak. Firman Tuhan bilang itu sakit kita yang ditanggung-Nya”

Ibu Lusi:
“Hhmmm….lu mangkali sum au jadi pendeta. Datang nasihat kitong ko renungkan hidup dengan sadar diri ko? Sadar bahwa kita ju orang berdosa dan terbatas ko? Awiii…beta son bisa terima ini kenyataan….!”

                Di akhir ibadat, pelayan berkata: “Ketika kita mengalami saat-saat yang gelap dalam hidup ini…harapan adalah hal utama yang kita cari. Dan harapan itu hanya kita peroleh di dalam Yesus yang telah menang atas kegelapan. Firman Tuhan hari ini menjadi dasar hidup kita untuk tidak bimbang dan ragu berjalan bersama Yesus sekalipun penderitaan tidak pernah berakhir dan sakit penyakit yang tidak pernah sembuh. Dan kita aminkan bahwa penderitaan dapat menjadi kesempatan untuk Allah berbicara kepada kita. Kita akan bertumbuh dan berhikmat jika kita pegang janji Tuhan dan hidup dari janji-janji itu………” (Pengutusan; Liturgi Minggu Sengsara V Klasis Kota Kupang Rayon IV).

Selamat merayakan Minggu Sengsara V…..!! Tuhan Yesus berkati…!

JGSN Minggu, 30 Maret 2014.

Cavik. Welly Oematan, S.Th.

Buta Secara Rohani

“Dapatkah seorang buta menuntun orang buta?”
                                       
Demikian Cavik Welly Oematan, S.Th. mengawali khotbah pada Kebaktian Utama Minggu 30 Maret 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Kebaktian yang memasuki Minggu Sengsara V ini mengambil pembacaan Nats Pembimbing dari 1 Petrus2:24, dan pembacaan FirmanTuhan dari Yohanes 9:1-41; “Orang yang buta sejaklahir”.

Berdasarkan tema Minggu Sengsara V saat ini: “Allah Peduli” dan sub tema: “Allah Peduli Dengan Membuka Mata Rohani Orang Yang Percaya Kepada-Nya”, kita patut berefleksi tentang kisah orang yang buta sejak lahir tersebut.

Melihat orang buta tersebut, murid-murid bukan prihatin, mereka malah sibuk mempersoalkan kenapa ia buta. Mungkin karena dosa ia sendiri atau mungkin karena dosa orangtuanya. Yesus malah memberikan jawaban yang di luar dugaan para muridnya: “Bukan dia dan bukan juga kedua orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia…….” (Lihat: Yoh. 9:3). Kadang penderitaan diizinkan Allah karena maksud ilahi, yaitu untuk menunjukkan kemurahan, kasih, dan kuasa Allah.

VG. Yobel
Buta secara jasmani/fisik belum tentu buta secara rohani. Kesembuhan orang buta ini menjadi pertentangan diantara orang-orang Farisi. Mereka tidak percaya dengan kenyataan (kesembuhan) yang terjadi. Mereka justru berusaha mencari-cari kesalahan Yesus. Karena Yesus menyembuhkan di hari Sabat, Yesus dikatakan bukan datang dari Allah karena tidak memelihara hari Sabat. Mata rohani mereka tertutup. Jika orang buta itu buta secara jasmani, mereka (oran-orang Farisi) malah  mungkin lebih parah, buta secara rohani.

Dalam kehidupan kita, kita lebih cenderung menjadi seperti orang buta padahal kita tidak buta. Kebutaan kita sering ditunjukkan melalui perbuatan-perbuatan kita yang bertentangan dengan kehendak Allah, dan tidak percaya kepada Dia.

Pekerjaan Allah adalah wujud kepedulian Allah. Allah peduli menyembuhkan penyakit (dosa) kita lewat kematian Yesus di kayu salib (Lihat: 1 Petrus 2:24). Apakah kita peduli kepada sesama? Kita harus membuka mata rohani agar percaya kepada Dia, melihat pekerjaan-pekerjaan-Nya yang besar dan menyaksikan kepedulian Allah menyelamatkan kita.

“Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?” (Lihat: Lukas 6:39).

Kebaktian yang berlangsung dengan menggunakan Liturgi Minggu Sengsara V Klasis Kota Kupang Rayon IV. Tahapan Pengakuan Dosa dilaksanakan dalam bentuk yang diperankan oleh Jemaat Rayon 5. Puji-pujian jemaat terambil dari: Buka: NKB 1:1-3; Nats Pembimbing: KJ 40:1, 2, 4; Renungan & Pengakuan: KJ 157, Berita Anugerah: 35, Puji-pujian: KJ 407:1, 3, Pengakuan Iman: KJ 282:6, Persembahan: NKB 84:1-4 + KP 61:1 dan Pengutusan: KJ 285.

Majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat Rayon 5. Organis + Kantoria: Pietro Netti + Schola Cantorum GSN (Mimi dkk). Solo, VG dan PS yang mengisi liturgy kebaktian antara lain: Christovano Nesimnasi (solo), VG. Yobel, dan PS. Elim. Jumlah kehadiran Jemaat; L: 143, P: 226, dan Majelis; L: 23, P: 27.

Selamat hari Minggu…!

Jumat, 28 Maret 2014

RUMAH MUGER: Kidung Jemaat Edisi Akord

RUMAH MUGER: Kidung Jemaat Edisi Akord:                 Mewakili sebagian besar pemain musik gereja, saya menyambut gembira kehadiran Kidung Jemaat Edisi Akord (setelah sebel...

Senin, 24 Maret 2014

Doa Memasuki Ujian Akhir Nasional 2013/2014

Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol.
Dalam rangka memasuki Ujian Akhir Nasional tahun ajaran 2013/2014 maka diselenggarakan doa bersama bagi anak, remaja dan pemuda. Doa bersama ini diselenggarakan dalam sebuah kebaktian khusus yang digelar di rumah kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan pada Minggu, 23 Maret 2014 pukul 17.00 wita. 

Kebaktian yang dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai, Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. tersebut dihadiri oleh seluruh murid yang berada dalam Jemaat Gunung Sinai Naikolan beserta orang tua.  

Kegiatan kebaktian bagi pelajar ini merupakan salah satu program yang telah ditetapkan pada sidang awal tahun Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan pada Januari 2014 lalu. Sebelumnya kebaktian/doa bersama ini dilakukan atas inisiatif dari pengajar/guru-guru PAR JGSN (UPP PAR) yang dilaksanakan di rumah-rumah Jemaat di masing-masing rayon.

Kebaktian inipun dilaksanakan dalam rangka memberi penguatan, semangat dan rasa percaya diri bagi siswa/pelajar yang akan menghadapi ujian akhir nasional agar tidak takut, ragu-ragu maupun cemas. Begitu pula orang tua agar tidak merasa was-was dengan anak mereka yang akan mengikuti ujian akhir.
Pengajar/Guru PAR JGSN
“Mungkin ada anak-anak yang merasa ragu-ragu, takut, cemas dan mungkin tidak percaya diri dalam menghadapi ujian akhir. Lulus atau tidak? Perasaan yang sama pula pasti dialami oleh orang tua. Tapi sepanjang anak-anak selalu rajin belajar dan orang tuapun selalu perhatian yang baik kepada anak-anak maka tidak perlu ragu, tauk ataupun cemas!” Demikian himbauan Pdt. Ch. V. S. Lada-Messakh, S.Si.Teol. dalam khotbah singkatnya.
Peserta Doa Bersama: Siswa dan Orang Tua
Kebaktian ini juga diisi dengan pujian vokal grup dari gabungan pengajar PAR dari Rayon 1-6 Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Pembacaan Firman Tuhan terambil dari Markus 14:66—72 yang menekankan pada KEJUJURAN (Kejujuran Yesus & Penyangkalan Petrus/Ketidakjujuran Petrus). [Admin]   

Minggu, 23 Maret 2014

JGSN, Minggu Sengsara IV (23 Maret 2014): Allah Peduli


Allah Peduli Dengan Memberi Air Hidup

Majelis Jemaat GSN Rayon 4
                Penatua berkata setelah lilin Minggu Sengsara IV dinyalakan: “Hidup ini adalah peziarahan panjang menuju pada kekekalan. Di situ ada kegagalan, namun juga kesuksesan. Ada dukacita, namun juga sukacita. Ada cibiran, namun juga sanjungan. Semua berbaur dalam kehidupan bersama. Sekarang kita dipertemukan satu dengan yang lain dalam kasih dan berkat Tuhan. Marilah kita menghadap hadirat-Nya dengan penuh sukacita!” Demikian Panggilan Beribadah dalam Tata Ibadah Minggu Sengsara IV GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV.

Kebaktian Utama Minggu 23 Maret 2014 adalah kebaktian Minggu Sengsara IV. Tema dan sub tema Minggu Sengsara IV yang dikeluarkan oleh Majelis GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV  adalah: “Allah Peduli” dan “Allah Peduli Dengan Memberi Air Hidup”. 

Jemaat Gunung Sinai Naikolan
Pada Kebaktian Minggu Sengsara kali ini, Pengakuan Dosa dilaksanakan dengan pembacaan puisi “GETSEMANI” oleh seorang Penatua Rayon 4 JGSN yang diadaptasi dari Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) No. 80: 

Getsemani…Tempat Yesus berdoa, tubuh-Nya dibasahi penuh
Tak seorangpun murid bersama-Nya
Ia tertunduk dalam pergumulan yang berat
Bunyi doa yang naik pada Bapa:
“Ambillah cawan getir dari-Ku, namun……
Jangan kehendak-Ku yang jadi, tapi kehendak-Mu jadilah”
Sungguh mulia pergumulan-Nya, tanda kasih-Nya pada manusia
Sungguh agung pengorbann-Nya, bukti nyata melebihi kata
Sungguh besar karya-Nya, bagi manusia yang berdosa
Marilah umat yang ditebus-Nya, tunduklah dalam kerendahan hati                                                      
‘Tuk mengaku segala kenajisan diri
Katakan dalam ketulusan dan kemurnian sanubari.

Kebaktian dipimpin oleh Cavik. Farida Kafolakari, S.Th. Majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat GSN Rayon 4. Pembacaan Nats Pembimbing dan Firman Tuhan terambil dari: Matius 25:42 dan Yohanes 4:1-42.

Selamat Merayakan Minggu Sengsara IV...!

JGSN Minggu, 23 Maret 2014

AIR KEHIDUPAN
Cavik. Farida Kafolakari, S.Th.

Kebaktian Utama Minggu 23 Maret 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan di pimpin oleh Cavik. Farida Kafolakari, S.Th. Kebaktian Minggu kali memasuki Minggu Sengsara IV dengan Tema: “ALLAH PEDULI” dan Sub Tema: “Allah Peduli Dengan Memberi Air Hidup”.

                Pembacaan Nats Pembimbing terambil dari Matius 25: 42, dan pembacaan Firman Tuhan dari Yohanes 4:1-42 (Percakapandengan perempuan Samaria).

                Ada tiga pesan yang dapat dipetik dari pembacaan Firman Tuhan di atas:
 
  1. Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria menunjukkan pengabdian-Nya kepada tujuan Bapa-Nya di sorga yang mendalam untuk menuntun orang ini kepada hidup yang kekal. Keinginan utama Yesus adalah menyelamatkan yang terhilang, suatu tujuan yang lebih utama daripada sekedar makan dan minum.
  2. Mata Air Kehidupan. Mata air yang sebenarnya adalah kebenaran Firman yaitu Yesus Kristus, Firman yang telah menjadi manusia. Jika kita meminum Air Kehidupan maka kita akan menjadi air bagi sesama kita.
  3. Allah itu Roh. Barangsiapa yang menyembah-Nya harus menyembah dalam Roh dan Kebenaran. Kita harus menghampiri Allah dengan hati yang sungguh-sungguh dan roh yang diarahkan oleh kehidupan dan tindakan Roh Kudus.


                Sesuai dengan Nats Pembimbing di atas, Yesus menginginkan kita untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Bantulah orang lain ketika orang tersebut meminta pertolongan. Kita harus peduli dengan sesama karena Allah peduli kepada kita. Allah peduli dengan memberikan Air Hidup yaitu Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa kita.

                Belajarlah memikul salib Kristus. Dengan meminta pertolongan Tuhan maka kita akan dikuatkan. Betatapun permasalahan yang ada kita akan mendapatkan jalan keluarnya.

                Pada kebaktian utama Minggu kali ini, majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat Rayon 4. Organis adalah Pietro T.M. Netti, dan Kantoria adalah Mimi dkk. Total jumlah peserta kebaktian yang hadir sebanyak 372 dengan rincian Jemaat L: 102, Jemaat P:221 dan Majelis L: 23, Majelis P: 26 orang.

                Vokal Grup, Paduan Suara dan Solo yang berpartisipasi dalam kebaktian kali ini adalah VG Kaum Bapak, PS Perempuan JGSN, PS Perempuan Rayon 2 dan Sisga Talas. 
SELAMAT HARI MINGGU..!

Minggu, 16 Maret 2014

Minggu Sengsara III (16 Maret 2014): Allah Peduli


Allah Peduli Dengan Memberikan Berkat Dan Pertolongan Bagi Umat-Nya

“Hari ini kita memasuki Minggu Prapaskah yang ketiga. Dalam perayaan prapaskah ini kita ingin menghayati kembali seluruh perjalanan ketaatan Yesus yang membawa kita kepada keselamatan. Jalan keselamatan yang harus ditempuh-Nya bukanlah jalan yang mudah, tetapi jalan yang menuntut ketaatan penuh kepada Allah. Demikian juga kita yang hidup saat ini dituntut untuk taat dan setia sebagaimana Kristus yang setia dan yang memberikan teladan dengan merendahkan diri-Nya demi kerajaan Allah yang diwartakan-Nya. Marilah kita nyatakan syukur dan pujian kita bagi-Nya. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Dia sebab Dialah yang besar dan layak dipuji.” (Panggilan Beribadah; Tata Ibadah Minggu Sengsara III GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV)

Tema Minggu Sengsara III adalah “Allah Peduli”, dengan Sub Tema: “Allah Peduli Dengan Memberikan Berkat Dan Pertolongan Bagi Umat-Nya.” Pembacaan Nats Pembimbing dan Pembacaan Firman terambil dari Yohanes 3:1-21 (Percakapan dengan Nikodemus) dan Yohanes3:16. Berdasarkan tema dan sub tema pada Tata Ibadah Minggu Sengsara III, maka khotbah kali ini dijabarkan tentang lahir baru dan keselematan di dalam Yesus.

Jemaat Gunnung Sinai Naikolan
Kebaktian Minggu Sengsara III Minggu, 16 Maret 2014 dipimpin oleh Pdt. Aleda Salean-Sola, M.Hum. (Pelayan Jemaat Syalom Airnona) yang dihadiri 416 peserta; Jemaat  (L:147, P:215) dan Majelis Jemaat (L:25, P:29) berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara III GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV.
VG Bahana Bukit Sion (Jemaat Anugerah El Tari)

“………Kita telah diajak untuk mengenang karya Tuhan Yesus yang telah diperbuatnya dalam sejarah kehidupan manusia dan sekaligus merupakan kesempatan untuk bertobat. Kita diingatkan untuk kembali kepada Tuhan, bersedia meninggalkan jalan hidup dan rancangan yang jahat dan mencintai hidup sebagai anugerah Tuhan…………” (Pengutusan; Tata Ibadah Minggu Sengsara III GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV).

Paduan Suara/Vokal Grup yang mengisi Liturgi pada Minggu Sengsara III di Jemaat Gunung Sinai Naikolan adalah: GSN Music Choir, VG. Cikas (GSN), VG. Yobel (GSN) dan VG. Bahana Bukit Sion (Jemaat Anugerah Eltari)


SELAMAT MERAYAKAN MINGGU SENGSARA III…!

JGSN Minggu 16 Maret 2014


Lahir Baru

Kebaktian Utama Minggu 16 Maret 2014 dipimpin oleh Pdt. Aleda Salean-Sola, M.Hum. (Pendeta Jemaat Syalom Airnona) dengan mengambil pembacaan Firman Tuhan dari Yohanes 3:1-21 dengan sub judul: “Percakapan dengan Nikodemus”, dengan Nats Pembimbing: Yohanes 3:16.

Kebaktian yang dihadiri 416 peserta; Jemaat  (L:147, P:215) dan Majelis Jemaat (L:25, P:29) berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara III GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV, dengan Tema: “Allah Peduli”, dan Sub Tema: “Allah Peduli Dengan Memberikan Berkat Dan Pertolongan Bagi Umat-Nya.”

Dalam khotbahnya, Pdt. Aleda Salean-Sola, M.Hum. menekankan tentang lahir baru dan keselematan di dalam Yesus.

Arti kesengsaraan bagi keselamatan ada di dalam Yohanes 3:16.

Berdasarkan pembacaan Firman Tuhan “Percakapan dengan Nikodemus”, ada 3 hal penting yang patut dicermati: Kelahiran Baru, Percaya kepada Yesus dan Respon manusia terhadap berita Firman.

Nikodemus adalah seorang Farisi; ahli Taurat. Di mata orang Yahudi, orang Farisi/ahli Taurat adalah orang yang sempurna, karena mereka secara khusus mempelajari tentang kitab dan Firman Allah. Dalam posisi Nikodemus seperti itu, kehadiran Yesus dan kuasa-Nya membuatnya terusik. Nikodemus ingin mengetahui lebih jauh tentang Yesus. Akan tetapi pengenalan tersebut membuat Nikodemus menjadi lebih bingung. 

Pertama: Kelahiran Baru (Kelahiran kembali) yang dikatakan Yesus sangat membingungkan dan tidak masuk akal bagi Nikodemus. Bagaimana mungkin? Apalagi kelahiran kembali berhubungan dengan melihat kerajaan Allah? Padahal kelahiran baru yang dimaksudkan Yesus adalah cara hidup yang dipimpin oleh roh Tuhan bukan oleh dunia.

Kedua: Percaya kepada Yesus beroleh keselamatan. Keselamatan harus dipahami sebagai anugerah. Anugerah yang dimaksud di sini adalah bahwa kita (manusia) mestinya dihukum oleh karena dosa dan pelanggaran, tapi kita diselamatkan oleh Allah.

Ketiga: Respon manusia terhadap berita Firman. Kita harus merespon terhadap keselamatan yang dari Allah di dalam Yesus.

Menutup khotbahnya, Pdt. Aleda Salean-Sola, M.Hum. kembali menegaskan arti pembacaan Firman Tuhan (Percakapan dengan Nikodemus) sebagai berikut:

“Banyak kali kita mengaku percaya bahwa Yesus itu Juruselamat, tapi kita tidak mempercayakan hidup kita kepada Yesus. Untuk menjadi anak-anak Allah, kita harus diubah oleh Roh Allah. Percaya saja tidak cukup. Kita harus mempercayakan hidup kita kepada Yesus sebagai sebuah tindakan aktif. Kasih karunia Allah menuntut respon/tanggapan kita. Kita harus menanggapi keselamatan sebagai anugerah!”

Majelis yang bertugas pada Minggu Sengsara III adalah Majelis Rayon 3. Organis dan Kantoria: Pietro Netti dan Schola Cantorum GSN (Mimi dkk).


SELAMAT HARI MINGGU…!

Kamis, 13 Maret 2014

RUMAH MUGER: Surat Ke-2 Untuk Sahabat-Sahabat GMIT-ku.

RUMAH MUGER: Surat Ke-2 Untuk Sahabat-Sahabat GMIT-ku.: JEMAAT DAN PUJI-PUJIAN JEMAAT             Shalom! Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin berbagi dengan sahabat-sahabat GMIT-ku se...

Minggu, 09 Maret 2014

JGSN, Minggu Sengsara II (9 Maret 2014): Allah Peduli


Allah Peduli Dengan Menghapus Pelanggaran Umat-Nya
Pelayan tumpang tangan dan berdoa (Pemeran: Jemaat Rayon 2).
Tema Minggu Sengsara II adalah “Allah Peduli”, dengan Sub Tema: “Allah Peduli Dengan Menghapus Pelanggaran Umat-Nya.” Pembacaan Nats Pembimbing dan Pembacaan Firman terambil dari Roma 5:12-21 (Adam dan Kristus) dan Roma 5:15b. Berdasarkan tema dan sub tema pada Tata Ibadah Minggu Sengsara II, maka khotbah oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. menekankan tentang kemerosotan hidup manusia sebagai akibat dari dosa dan pelanggaran.

Kebaktian Minggu Sengsara II Minggu, 9 Maret 2014 dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan) yang dihadiri 470 peserta; Jemaat  (L:127, P:294) dan Majelis Jemaat (L:23, P:26) berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara II GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV.

Dalam kebaktian Minggu Sengsara II kali ini, pada tahapan PENGAKUAN DOSA dilangsungkan sebuah peran yang menggambarkan tentang manusia yang hidup dalam dosa dan pelanggaran. Berikut ini adalah cuplikan narasi yang terambil dari Tata Ibadah Minggu Sengsara II GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV:

PENGAKUAN DOSA

Pelayan:
Dunia kini semakin merosot kepedulian satu terhadap yang lain. Dosa merajalela, pola hidup harap gampang, asal senang mudah mengorbankan orang lain; pencurian, perampokan, kemabukan…
Pemeran Keluarga oleh Jemaat Rayon 2
Jemaat:
Apakah masih ada pengampunan atas dosa kita?

(Adegan: Dua orang laki-laki Oleng & Wahyu muncul, yang satu berjalan sempoyongan karena sedang mabuk, yang satu berpakaian rapi akan ke gereja.)

Wahyu   : (Bertanya) “Dari mana kakak?”
                                                                                                       
Oleng     : “Mau tau saa, ko lu dari mana ju?”

Wahyu   : “Beta mau pi gereja, kakak pulang siap ko kotong pi gereja!”

Oleng     : “Eeee…lu duluan saa…besok baru beta pi ee, besok baru Senin too?”
Pemeran Ibu dan Anak oleh Jemaat Rayon 2
Mama    :
(Muncul dengan menangis terisak-isak di depan anaknya) “Aduh..Tuhan ee, kenapa biarkan beta seperti ini? Setiap hari beta bangun dari jam tiga pagi goreng kue, siap sarapan pagi, beta bawa kue jual keliling ko bisa dapat uang untuk bantu penuhi keperluan hari-hari, siapa yang ambil itu uang? Beta simpan di lemari. Anak ee, lu yang ambil ko?”

Anak       :
“Bukan beta yang ambil, coba mama tanya bapa sa! Mama ee, beta mau minta uang untuk beli buku tulis mau catat pelajaran ekonomi, besok guru periksa. Tapi…kasian, mama kehilangan uang lagi…!” (Oleng tiba-tiba muncul dengan sempoyongan).

Mama     :
“Aduh kasian…! Kenapa jadi begini? Jangan-jangan bapa ambil uang di lemari hasil jual kue ko pi minum mabok ni?”

Oleng     :
“Mama bilang apa? Bapa yang ambil mama pung uang? Itu lemari kotong punya sama-sama to? Tapi maaf, mama, bapa ambil itu uang mau kasi seseorang, cuma dia tolak…, jadi bapa stress, bapa beli satu botol saa, minum ko su mabok. Bapa su kapok, mama…!” (Suami, Isteri dan Anak berpelukan sambil menangis).

Pelayan  :
(Turun dari mimbar, tumpang tangan dan berdoa) “Ya, BAPA, ampunilah mereka ini dan hapuslah pelanggaran semua orang yang bersalah kepada-Mu! Tuhan, peliharalah jiwa dan raga kami supaya menjauh dari dosa dan selalu mendekat kepada kebenaran-Mu. Amin!”

Nyanyian: KJ 36:2 “Dihapuskan Dosaku”

(Keluarga kembali ke tempat duduk yang tersedia dan pelayan kembali ke mimbar).

Selamat Merayakan Minggu Sengsara II…!

JGSN Minggu, 9 Maret 2014


Allah Peduli Dengan Menghapus Pelanggaran Umat-Nya
Pdt. Ch. S. V. Lada-Messak, S.Si.Teol.
Kebaktian Utama Minggu 9 Maret 2014 dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan) dengan mengambil pembacaan Firman Tuhan dengan sub judul: “Adam dan Kristus” (Roma 5:12-21), serta Nats Pembimbing: Roma 5:15b.

Kebaktian yang dihadiri 470 peserta; Jemaat  (L:127, P:294) dan Majelis Jemaat (L:23, P:26) berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara II GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV, dengan Tema: “Allah Peduli”, dan Sub Tema: “Allah Peduli Dengan Menghapus Pelanggaran Umat-Nya.”

Dalam khotbahnya, Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. menekankan tentang kemerosotan hidup manusia sebagai akibat dari dosa dan pelanggaran.

Suatu barang yang sudah tidak asli biasa disebut sebagai barang bekas, barang lama atau barang second hand. Demikian juga langit dan bumi beserta segala isinya saat ini sudah tidak asli lagi. Alkitab mengatakan bahwa wujud asli dari langit dan bumi sejak awal penciptaan adalah BAIK. Sebagaimana tercatat dalam setiap proses penciptaan bahwa “Allah melihat semua itu baik.”

Akan tetapi wujud asli tersebut berubah samasekali karena DOSA. Manusia merasa malu satu dengan yang lain setelah mata mereka terbuka karena melihat mereka telanjang. Dosa dari Adam menjalar dari generasi ke generasi ke seluruh penjuru bumi. Akibatnya wujud dari langit dan bumi semakin jauh dari aslinya.

Namun demikian Allah tetap mengasihi manusia dengan membuat rencana keselamatan. Rencana keselamatan oleh Allah dilakukan dengan membuat pemisahan; dimulai dari pemanggilan Abraham keluar dari negeri asalnya, pemanggilan umat Israel keluar dari Mesir, hingga sampai pada puncaknya yaitu pada penebusan Yesus di kayu salib.

Akibat pelanggaran satu orang (Adam), kita semua tergadai dalam perbudakan dosa, perhambaan iblis dan kebinasaan. Tapi Allah Peduli. Akibat kesalehan dan ketaatan satu orang pula (Yesus), kita semua beroleh keselamatan dari Allah. Sebagaimana dikatakan bahwa rencana keselamatan Allah harus ada pemisahan, maka kematian Yesus adalah sebuah garis pemisah antara maut/dosa dan hidup/keselamatan. Dan Kebangkitan Kristus menjadi awal dari wujud kehidupan yang baru. Dalam kebangkiatan Kristus perbudakan, perhambaan dilepaskan.

Dalam kehidupan saat ini, Allah peduli melalui pelayanan yang dilakukan oleh gereja. Pelayanan oleh gereja adalah cara-cara yang Tuhan berikan agar kita tidak terjerumus lagi pada sifat-sifat yang lama, sehingga tetap memelihara iman kepada Tuhan. Kita harus menjadi baik di hadapan Tuhan. Jangan berusaha untuk menjadikan diri kita baik dengan menjelekkan orang lain.

Dalam kebaktian Minggu Sengsara II kali ini, pada tahapan PENGAKUAN DOSA dilangsungkan sebuah peran oleh anggota jemaat Rayon 2 yang menggambarkan tentang manusia yang hidup dalam dosa dan pelanggaran. Adegan ini ditutup dengan lakon penyesalan terhadap dosa dan pelanggran di hadapan pelayan/pendeta dan datang kepada pertobatan.

“Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32). Jangan cemas menjalani kehidupan anugerah Tuhan, karena berkat Tuhan akan senantiasa menyertai setiap orang yang percaya kepada-Nya.” (Liturgi Minggu Sengsara II GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV: Pengutusan).

Majelis yang bertugas pada Minggu Sengsara II adalah Majelis Rayon 2. Narator dan Pelaku Peran adalah Jemaat Rayon 2. Organis dan Kantoria: Pietro Netti dan Schola Cantorum GSN (Mimi dkk).


SELAMAT HARI MINGGU…!

Minggu, 02 Maret 2014

JGSN, Minggu Sengsara I (2 Maret 2014): Allah Peduli


Kepedulian Allah Nampak Dengan Penyataan Kemuliaan-Nya
Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. & Pemuda Rayon 1
Kebaktian Minggu Sengsara telah dimulai sejak Minggu, 2 Maret 2014. Kebaktian dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. yang dihadiri 351 peserta; Jemaat  (L:160, P:143) dan Majelis Jemaat (L:21, P:27) berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara I GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV.

Tema Minggu Sengsara I adalah “Allah Peduli”, dengan Sub Tema: “Kepedulian Allah Nampak Dengan Penyataan Kemuliaan-Nya.” Pembacaan Nats Pembimbing dan Pembacaan Firman terambil dari 2 Petrus 1:17 dan Keluaran24:12-18 (Musa di gunung Sinai). Berdasarkan tema dan sub tema pada Tata Ibadah Minggu Sengsara I, maka khotbah oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. menekankan tentang Menjadi Pribadi yang Agung dan Mulia.

Dalam kebaktian Minggu Sengsara I kali ini, pada tahapan PENGAKUAN DOSA dan BERITA ANUGERAH ALLAH dilangsungkan sebuah peran yang menggambarkan tentang manusia yang memiliki kemuliaan Allah dan manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah atau Pendosa. Berikut ini adalah cuplikan narasi yang terambil dari Tata Ibadah Minggu Sengsara I:            

PENGAKUAN DOSA
Pengakuan Dosa (Pemuda Rayon 1)
Seorang pemuda berjubah putih memasuki ruang kebaktian.

Narator 1             : Lihat…lihat, bapak, ibu saudara/i….
                                  Dari tanah liat, Tuhan Allah membentuk manusia, menghembuskan nafas hidup
  ke dalam hidungnya, dan manusia menjadi makhluk hidup yang paling mulia
  dari antara ciptaan yang lain. Kepada manusia Allah beri kuasa untuk
  menaklukkan bumi… Itulah manusia, makhluk mulia karena Allah
  memuliakannya.

………Instrument lagu “Dosaku Salahku”………

Pemuda berjubah putih keluar dari ruang kebaktian. Muncul lagi pemuda berjubah hitam masuk dari pintu depan. Langkahnya tertatih terasa berat karena dibelenggu oleh dosa. Ia lalu tersungkur di depan tempat persembahan.

Narator 2             : Tetapi apa yang terjadi dengan manusia ciptaan Tuhan. Lihat dimana
  kemuliaan-Nya? Oh…betapa menyedihkan keadaan manusia yang telah
  kehilangan kemuliaan Allah karena dosanya: berhala, saksi dusta, dendam, iri
  hati, mencuri, mengingini milik kepunyaan orang lain, membunuh, mabuk…

Pemuda               : Umat Tuhan, marilah berdoa memohon pengampunan dari Tuhan…

Semua                  : Ya, Tuhan, kasihanilah kami… Ya, Kristus, ampuni dan kuduskanlah kami.

Nyanyian             : Kidung Jemaat 26:1 “Mampirlah Dengar Doaku”

Sambil bernyanyi, Pelayan turun dari mimbar, mendapatkan pemuda yang tersungkur lalu mengangkat, melepaskan dosa-dosanya, meletakkan di dalam wadah yang telah disediakan dan dibakar. Kemudian Pelayan mengenakan kain putih pada si pemuda. Setelah itu Pelayan Firman Allah (PFA) menghadap ke jemaat dan mengucapkan Berita Anugerah.

BERITA ANUGERAH ALLAH

Pelayan                : Tuhan itu Pengasih dan Penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih karunia.
  Dia mengampuni segala kesalahanmu dan menyembuhkan segala penyakitmu.

Nyanyian             : Kidung Jemaat 73:1, 2 “Kasih Tuhanku Lembut”

Sambil bernyanyi, Pelayan memegang tangan si pemuda, membawa ke tempat duduk yang telah disediakan. Jemaat saling berjabatan tangan sebagai tanda sukacita atas anugerah pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah.

Pelayan Firman Allah kembali ke mimbar dan melanjukan liturgy.

Selamat Merayakan Minggu Sengsara I..! Tuhan Yesus Berkati..!

JGSN Minggu, 2 Maret 2014

Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol

MENJADI PRIBADI AGUNG & MULIA

Kebaktian Utama Minggu 2 Maret 2014 dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan) dengan mengambil pembacaan Firman Tuhan dengan sub judul: “Musa di gunung Sinai” (Keluaran 24:12-18), serta Nats Pembimbing: 2 Petrus 1:17.

Kebaktian yang dihadiri 351 peserta; Jemaat  (L:160, P:143) dan Majelis Jemaat (L:21, P:27) berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara I GMIT Klasis Kota Kupang Rayon IV, dengan Tema: “Allah Peduli”, dan Sub Tema: “Kepedulian Allah Nampak Dengan Penyataan Kemuliaan-Nya.”

Dalam khotbahnya, Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. menekankan tentang Menjadi Pribadi yang Agung dan Mulia.

Sebagai manusia, kita butuh dihargai dan dihormati atau ingin menjadi agung dan mulia. Namun terkadang kita berpikir bahwa kita bisa dihargai dan dihormati atau menjadi agung dan mulia bila kita memiliki harta dan kekayaan. Padahal yang menentukan sesorang dihargai dan dihormati atau menjadi agung dan mulia adalah martabat dan keluhuran budi.

Lebih lanjut dikatakan bahwa martabat dan keluhuran budi adalah kemuliaan. Dengan memilikinya maka kita dapat memuliakan Tuhan dengan hidup kita yang mulia.

Sesuai dengan pembacaan Firman, Musa diperintahkan Allah ke Gunung Sinai untuk menghadap Tuhan. Kemuliaan Tuhan nampak begitu misterius. Manusia dan Tuhan memiliki jarak, sehingga manusia harus tau diri untuk mengampiri-Nya. Tuhan memberikan hukum dan perintah kepada Musa sebagai wujud kehadiran Allah di tengah Israel.

Dalam kebaktian Minggu Sengsara I kali ini, pada tahapan PENGAKUAN DOSA dan BERITA ANUGERAH ALLAH dilangsungkan sebuah peran oleh beberapa Jemaat dan Pemuda Rayon 1 yang menggambarkan tentang manusia yang memiliki kemuliaan Allah (Pemeran berjubah putih) dan manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah: Pendosa (berjubah hitam). Adegan ini ditutup dengan lakon pendosa yang menyesali semua dosa-dosanya di hadapan pelayan/pendeta dan melepaskan semua beban dosa yang melekat pada dirinya dan datang kepada pertobatan. Lakon Pendosa mencerminkan kehidupan kita saat ini. Kita cenderung mendapatkan kemuliaan dengan cara-cara yang tidak baik.

Selaku jemaat Yesus Kristus, kita tidak boleh terpengaruh oleh dunia. Kita harus menyadari bahwa kita adalah gereja. Kita harus bisa mempertahankan kemuliaan hidup, beriman kepada Yesus dan mengikuti teladan-Nya. Walaupu Yesus adalah agung dan mulia, tetapi Yesus tetap mengikuti apa yang dikehendaki oleh Bapa-Nya. Yesus rela menjadi Mesias yang menmpuh jalan penderitaan.

Mengakhiri khotbahnya, Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. mengingatkan bahwa nubuat tentang kemuliaan Kristus sudah genap (lihat 2 Petrus1:17). Orang yang dipanggil oleh Kristus telah ditebus dosa-dosanya. Oleh sebab itu, lanjutnya, jangan lagi kita mengulangi kesalahan yang sama! Jangan lagi kita melakukan dosa. Kristus menempuh jalan penderitaan untuk menebus dosa-dosa kita.

“Kita adalah orang-orang yang sudah mendapat kemuliaan dari Tuhan, karena itu hiduplah di dalam kemuliaan yang telah kita peroleh itu, dan tetaplah kuat dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga kita tidak kehilangan pegangan hidup dan tidak terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik yang ada di sekitar kita.” (Tata Ibadah Minggu Sengsara I-Pengutusan)

Majelis yang bertugas pada Minggu Sengsara I adalah Majelis Rayon 1. Narator dan Pelaku Peran adalah Jemaat dan Pemuda Rayon 1. Organis dan Kantoria: Pietro Netti dan Schola Cantorum GSN (Mimi dkk).

Selamat Hari Minggu! Tuhan Yesus Berkati!