JGSN Merayakan Adven Dan Natal 2014

Dalam rangka merayakan minggu-minggu Adven, Natal dan Akhir Tahun 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan, Tim Perayaan akan melaksanakan berbagai kegiatan. Tim Perayaan diketuai oleh Drs. Ady E. Mandala, M.Si....

JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013 (4): Pembentukan PAUD GSN 2013

PAUD GSN secara resmi mulai beroperasi sejak 16 Juli 2013 (Tahun Ajaran 2013-2014) dengan jumlah siswa 30 siswa.

Sidang Awal Tahun MJGSN (Sidang Lanjutan: Minggu, 2 Februari 2014

Sidang tersebut akhirnya berhasil menyelesaikan pembahasan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat GSN.

JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013: Pembagunan Gedung Serba Guna JGSN

“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan....."

Jemaat Gunung Sinai Naikolan

Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) adalah jemaat yang berada dalam lingkup pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Rayon IV Klasis Kota Kupang.

Minggu, 29 Juni 2014

Bersaksi Tentang Firman (JGSN Minggu, 29 Juni 2014)


KEBAKTIAN UTAMA MINGGU, 29 JUNI 2014; dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. (Ketua MJ Gunung Sinai Naikolan). Pembacaan Firman Tuhan menurut Matius 13:21-23Perumpamaan tentang seorang penabur”.

“Apakah ada diantara kita yang bersaksi tentang Firman kepada anggota keluarga?” Sebuah pertanyaan yang mengawali khotbah.

Firman terdiri dari 3 bentuk:
  1. Firman yang hidup yaitu Yesus
  2. Firman yang tertulis yaitu Alkitab
  3. Firman yang diberitakan yaitu Khotbah
Hidup sesuai Firman yang bersumber pada Yesus tidaklah mudah, tergantung dari HATI kita sebagai lokasi/tanah dimana Firman Tuhan ditaburkan. Sesuai denga pembacaan Firman, ada 4 jenis hati:
  1. Hati yang keras: mendengar Firman Tuhan tapi tidak menerima atau menolak.
  2. Hati yang tidak serius atau tidak sungguh-sungguh (masa bodoh): atau menerima Firman Tuhan tapi tidak berusaha untuk mendalami.
  3. Hati yang dipenuhi banyak hal/super sibuk: Firman Tuhan yang datang tidak mendapat tempat yang layak.
  4. Hati yang baik: mendengar Firman Tuhan dan melakukan hal-hal sebagai berikut: mendengar dengan penuh perhatian, mencamkan apa yang didengar serta memikirkan secara mendalam sampai menemukan makna Firman Tuhan, dan berbuat/bertindak atas dasar firman Tuhan yang didengar dalam hidup sehari-hari.
Menjadi penabur bukan hanya tugas pendeta, penatua, diaken, vikaris atau calon vikaris. Kita semua terpanggil untuk menjadi Penabur Firman Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Adalah tugas kita semua untuk bersaksi kepada setiap orang. Sebaliknya Firman Tuhan yang datang kepada kita harus diterima, diresapi, dan dihayati sampai berdampak nyata dalam prilaku hidup kita.

Minggu, 22 Juni 2014

Mengikut Yesus (JGSN Minggu, 22 Juni 2014)


KEBAKTIAN UTAMA MINGGU, 22 JUNI 2014; dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. (Ketua MJ Gunung Sinai Naikolan). Pembacaan Firman Tuhan menurut Matius 8:18-22Hal mengikut Yesus”.   Khotbah diawali dengan pemahaman dari sebagian anggota gereja/jemaat tentang jabatan penatua yang begitu berat, sehingga banyak anggota gereja yang menolak untuk menjadi penatua. Padahal sebagai anggota gereja kita diminta untuk selalu menyokong pelayanan, karena sebagai anggota gereja kita adalah pengikut-pengikut Kristus.

Mengikut Yesus memiliki 2 konsekuensi yakni:
  1. harus selalu siap diasingkan
  2. harus selalu siap menderita demi memberitakan Firman Allah.

Sudah benarkah cara kita mengikut Yesus saat ini? Jika sudah benar, maka akan tampak pada sikap hati kita dalam kehidupan kita:
  1. Kata hati kita akan berkata “ya” jika “ya”.
  2. Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi.
  3. Carilah dahulu kerajaan Allah.
  4. Meminta tuntunan Roh Kudus

Minggu, 15 Juni 2014

Nilai Juang (JGSN Minggu, 15 Juni 2014)


KEBAKTIAN UTAMA MINGGU, 15 JUNI 2014; dipimpin oleh pendeta tamu, Pdt. Bernat W. Panggabean, SE, M.Div, pendeta Jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Kupang. Pembacaan Firman Tuhan terambil dari Perjanjian Lama Kejadian 21:1-21Ishak lahir” dan “Abraham mengusir Hagar dan Ismael”.

Dalam khotbahnya, Pdt. Bernat menekankan tentang nilai juang sebagaimana bacaan Firman tentang 2 orang ibu (Sara dan Hagar) yang mengorbankan seluruh hidup untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka.

Ada 3 hal penting yang dapat dipetik berhubungan dengan nilai juang:

  1. Seberat apapun perjuangan, kita tidak boleh lari dari tanggungjawab yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Apapun kondisi perjuangan kita, kalaupun berat, kita harus tetap bersyukur.
  2. Jangan meninggalkan tugas dan tanggungjawab. Kita harus menghadapi semua masalah, karena Tuhan punya banyak cara/jalan mengatasi permasalahan kita. “Semua yang terjadi pasti akan mendatngkan kebaikan!” Jangan putus asa jika kita mengalami hal-hal buruk, karena Allah akan membuka mata kita untuk melihat harapan dan kesempatan.
  3. Kita harus terus berjuang karena kita tidak sendiri. Allah turut berjuang memberi kemenangan, menolong dan menyertai kita. [Admin]

Minggu, 08 Juni 2014

Pentakosta (JGSN Minggu, 8 Juni 2014)


Kebaktian Utama Minggu sekaligus merayakan hari raya Pentakosta di Jemaat Gunung Sinai Naikolan berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Penakosta. Kebaktian dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. (Ketua MJ Gunung Sinai Naikolan).

Kebaktian yang dihadiri oleh Jemaat; L: 107, P: 214, dan Majelis; L: 21, P: 28 mengambil pembacaan Nats Pembimbing dari Mazmur 143:10 dan pembacaan Firman Tuhan menurut Kisah Para Rasul 2:1-13 di bawah judul: “Pentakosta”.

“Selamat merayakan hari raya Pentakosta!” demikian sapaan dari Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. mengawali khotbahnya.

Pentakosta memiliki 2 tanda:
Tanda yang berhubungan dengan sejarah: memperingati pemberian Taurah kepada Musa di Gunung Sinai, dan
Tanda yang berhubungan denga pertanian: memperingati pengumpulan hasil tuaian setelah panen.

                Setelah kebangkitan, Pentakosta adalah hari ke-50; hari penggenapan janji Yesus kepada murid-murid-Nya tentang Penolong (Roh Kudus). Hari penggenapan itu ditandai dengan:

  1. Tiupan angin yang keras,
  2. Lidah-lidah api yang turun.


                Pada saat hari Pentakosta (Keturunan Roh Kudus), murid-murid mendapat kuasa untuk berkata-kata dalam bahasa asing yang bisa dimengerti oleh orang banyak. Dalam peristiwa ini, bahasa yang beragam menjadi pemersatu dalam persekutuan. Dengan demikian, orang banyak menjadi percaya, dan memuji para murid.

                Ada 5 (lima) hal penting yang dapat dipetik dari peristiwa Pentakosta:

  1. Yesus tidak pernah ingkar janji. Ia memberikan Roh Kudus seperti yang Ia telah janjikan,
  2. Dalam menanti Roh Kudus, yang harus dilakukan oleh orang percaya adalah tetap bertekun,
  3. Ada hal yang patut direnungkan, apakah Roh Kudus ada pada kita? Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan membuat orang lain menjadi mengerti akan Firman Tuhan,
  4. Ketika kita menerima Roh Kudus, tugas kita menyampaikan maksud Tuhan kepada sesama, dan
  5. Walau ada tantangan, cemooh, sindiran ataupun fitnah, janganlah patah semangat! Tetaplah setia memberitakan kebenaran Allah. Tiap-tiap orang diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk mewartakan kasih Tuhan dalam setiap pelayanannya.


                Majelis Rayon yang bertugas pada Kebaktian Pentakosta adalah Majelis Rayon 4. Paduan Suara yang mengisi Liturgi adalah PS Perempuan Rayon 2, dan PS Elim. Organis + Kantoria: Pietro T. M. Netti + Schola Cantorum GSN. [Admin]


Selamat merayakan hari raya Pentakosta!     

Minggu, 01 Juni 2014

Hidup Semau Gue (JGSN Minggu, 1 Juni 2014)


Kebaktian Utama Minggu, 1 Juni 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan dipimpin oleh Cavik Welly Oematan, S.Th. dengan tema khotbah “Hidup Semau Gue”.

Kebaktian yang dihadiri oleh Jemaat; L: 116, P: 189, dan Majelis; L: 25, P: 21 tersebut mengambil pembacaan Nats Pembimbing dari Pilipi4:8-9, dan pembacaan Firman Tuhan menurut 1 Petrus 4:7-11 dengan sub judul: “Hidup orang Kristen”. Kebaktian berlangsung dengan menggunakan Liturgi Model 1 GMIT.

                Semau Gue sama dengan sesuka hati, seenak hati.

“Apa yang terjadi jika hidup semau gue dikaitkan dengan hidup negatif, pola hidup penuh dosa, dan cara hidup yang tidak memuliakan Tuhan?” Demikian sebuah pertanyaan reflektif yang dilontarkan oleh Cavik Welly Oematan, S.Th. di awal khotbahnya.

                Sebagai orang Kristen, apakah kehidupan kita di masa kini telah memuliakan Tuhan Allah atau belum? Cara hidup orang Kristen haruslah memuliakan Allah. Ada 4 (empat) sikap memuliakan Tuhan:
  1. Menguasai diri; jadilah tenang supaya kita dapat berdoa. Berdoa dapat menolong kita dapat menguasai diri. Berdoa dapat memberi aliran damai sejahtera untuk dapat bertahan dalam kehidupan yang sukar.
  2. Kasih (mengasihi). Kasihilah sungguh seorang akan yang lain. Melalui kasih kita dimampukan untuk hidup damai dengan semua orang.
  3. Layanilah Tuhan dengan karunia dan talenta yang diberikan Tuhan dengan penuh sukacita untuk mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan.
  4. Berbicaralah sebagai orang yang memberitakan Firman Allah.

                Kebaktian Minggu kali ini juga diisi dengan persembahan puji-pujian oleh VG. Viadolorosa dan solo dari Dkn. Alexannder Theedens (Rayon 5). Majelis Rayon yang bertugas adalah Majelis Rayon 3. Organis dan Kantoria: Pietro T. M. Netti dan Schola Cantorum GSN. [Admin]


Selamat Hari Minggu!