Minggu, 22 Februari 2015

Menyatakan Kasih Dan Kemurahan Allah (Minggu Sengsara II)

Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol

Kebaktian Utama Minggu (22 Februari 2015) di Jemaat Gunung Sinai Naikolan dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. Kebaktian Minggu yang memsuki Minggu Sengsara II ini menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara II (Klasis Kota Kupang-Rayon IV) dengan tema “Menyatakan Kasih dan Kemurahan Allah”. Tema Minggu Sengsara II didasarkan pada pembacaan Firman Tuhan menurut 1 Petrus 3:17-22 di bawah judul “Menderita dengan sabar”.

Majelis rayon yang bertugas pada kebaktian Minggu Sengsara II adalah Majelis Rayon 5 JGSN.

Puji-pujian liturgy terambil dari:

  1. NKB 10 “DARI KUNGKUNGAN MALAM GELAP” (Intrumen Pembuka),
  2. NKB 10:2 & 3 “DARI KUNGKUNGAN MALAM GELAP” (Panggilan Beribadah),
  3. KJ 156:1-3 “KITA, ANAK ADAM” (Introitus: Nats Pembimbing),
  4. KJ 158:1 & 4 “’KU INGIN MENGHAYATI” (Pengakuan Dosa),
  5. KJ 300:1 & 3 “ANDAIKAN YESUS KAU BUKAN MILIKKU” (Berita Anugerah),
  6. NKB 3:1 & 3 “TERPUJILAH ALLAH” (Madah Syukur),
  7. Ragam KJ 472 “HOSIANA” (Pemberitaan Firman),
  8. KJ 25:5 “YA ALLAHKU, DI CAHYAMU” (Pengakuan Iman),
  9. NKB 199:1-4 “SUDAHKAH YANG TERBAIK KUBERIKAN” & KJ 303b “PUJILAH KHALIK SEMESTA” (Persembahan), dan
  10. KJ 446:1 & 2 “SETIALAH” (Pengutusan).


Menyatakan kasih dan kemurahan Allah dapat dilakukan melalui:

Pertama: menderita karena melakukan kebenaran. Pada umumnya orang tidak berbuat jahat kepada orang yang berlaku baik dan benar kepada-Nya. Tetapi tidak selamanya demikian, bisa terjadi sebaliknya. Perbuatan baik yang kita lakukan dibalas dengan perbuatan jahat sampai kita menderita. Petrus menegaskan, bila hal seperti ini kita alami, kita harus tetap melakukan yang benar. Penderitaan meski membuat fisik kita sakit, tetapi akan membuat kita berbahagia. Karena kita sedang melakukan kehendak Allah.

Kedua: memandang kepada Kristus. Petrus menekankan apabila kita mengalami penderitaan karena kebenaran, kita harus memandang kepada Yesus Kristus. Ia sangat menderita karena dosa kita. Ia menderita meski Ia benar. Ia diperlakukan tidak adil meski Ia berlaku adil. Karena itu kesediaan menderita inipun seharusnya menjadi karakteristik Kristen. Dengan meneladani Kristus, kita lebih siap meninggalkan cara hidup lama yang dikuasai hawa nafsu dan siap menanggung derita karena berbuat baik. Pula kita siap berlaku benar meski kita harus menderita.

Ketiga: menguduskan Kristus di dalam hati sebagai Tuhan. Petrus menasihatkan agar kita memiliki komitmen yang sungguh kepada Kristus. Siap sedia, kapanpun dan dimanapun mempertanggungjawabkan iman kita kepada siapa saja. Ketangguhan iman akan kita peroleh karena sadar akan tanggung jawab sebagai penerima anugerah keselamatan Tuhan. Sehingga kesulitan/tantangan apapun untuk menyatakan kasih dan kemurahan Allah tak akan menggoyahkan iman, tetapi selalu ditopang kuasa Roh Kudus sehingga selalu mencari dan menemukan jalan pemulihan yang terbaik (Renungan—Warta Pelayanan JGSN, Minggu, 22 Februari 2014).

“Selamat merayakan Minggu-minggu Pra-Paskah (Minggu Sengsara II)!”

0 comments:

Posting Komentar