Jumat, 25 Desember 2015

Hidup Bersama Sebagai Keluarga ALLAH (Kebaktian Natal, Jumat, 25 Desember 2015)

Tema Natal: “Hidup Bersama Sebagai Keluarga ALLAH”, dengan Sub Tema: “Natal memotivasi kita untuk memelihara kerukunan hidup dengan ALLAH, sesama dan lingkungan.”

“Sekarang malam telah lenyap dan fajar baru kini menyapa kita. Waktu memang berputar begitu cepat, dan tak terasa hari Natal pun kembali menjelang. Sejenak kita meninggalkan segala kesibukan dan berhimpun di sini sambil memandang pada Betlehem, kota mungil tempat Allah telah menyatakan diri dalam rupa manusia. Dan dalam kebersamaan sebagai orang-orang percaya, sehati mengangkat doa dalam pengharapan akan Hidup Bersama Sebagai Keluarga ALLAH.

Demikian sepenggal kalimat yang dikutip dari Liturgi Kebaktian Natal 25 Desember 2015 (Ajakan Beribadah). Kebaktian Natal di Jemaat Gunung Sinai Naikolan dipimpin oleh pelayan tamu, Pdt. Jodi Nenobais-Kebang, S.Th. dari Jemaat Betlehem Oesapa Barat-Klasis Kupang Tengah. Pembacaan Firman Tuhan terambil dari Kitab Kejadian 9:12-17Perjanjian Allah dengan Nuh” dan Injil Lukas 2:8-20Gembala-gembala.”

Mengawali khotbahnya, Pdt. Jodi Nenobais-Kebang, S.Th. menyoroti tentang semarak perayaan Natal yang cenderung telah menggeser makna Natal yang sebenarnya yakni kesedehanaan. Natal saat ini lebih bersifat ekonomis; mencari keuntungan daripada hidup dalam kebersamaan.

……………………………………………………….

Dalam Kejadian 9:1-17, simbol pelangi yang menjadi tanda kehidupan yang baru/pembaharuan ciptaan Allah. Harapan hidup yang baru juga hadir dalam Yesus Kristus. Harapan hidup baru dimulai dari keluarga, karena Yesus juga lahir dari sebuah keluarga. Yesus lahir memabawa sukacita dan kelepasan.

……………………………………………………….

Tema di atas mengajak kita untuk hidup bersama sebagai keluarga Allah. Untuk mewujudkannya, kita memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

  1. Melakukan teladan Yesus dengan cara mengembangkan hidup sederhana, peduli satu dengan yang lain, tidak serakah dan tidak egois.
  2. Hidup damai, rukun, adil, bahagia dalam keanekaragaman sebagai keluarga Allah walaupun adanya tantangan berupa kesenjangan dan perbedaan yang bisa menjadi faktor penghambat.
  3. Hidup dalam kasih; kita merayakan Natal karena kasih Allah yang begitu besar kepada kita. Oleh sebab itu, kita juga harus hidup dalam kasih terhadap sesama, dan rela berkorban demi kebaikan orang lain.
  4. Menjaga keutuhan ciptaan Allah dengan memelihara kerukunan hidup dengan Allah, sesama dan lingkungan (lihat Sub Tema).


Mengakhiri khotbahnya, Pdt. Jodi Nenobais-Kebang, S.Th. menekankan behwa merayakan Natal bukan sekedar merayakan sukacita, melainkan melakukan tindakan nyata untuk memelihara keutuhan ciptaan dan memelihara kerukunan hidup.

Kebaktian Natal 25 Desember 2015 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan juga diisi dengan permainan musik dari grup “Kolaborasi Musik Anak Jemaat Betlehem Oesapa Barat”.



Selamat merayakan Natal 25 Desember 2015! Tuhan Yesus berkati!

0 comments:

Posting Komentar