Tema Natal: “Hidup Bersama Sebagai Keluarga ALLAH”, dengan Sub
Tema: “Natal memotivasi kita untuk memelihara kerukunan hidup dengan ALLAH,
sesama dan lingkungan.”
“Sekarang malam telah
lenyap dan fajar baru kini menyapa kita. Waktu memang berputar begitu cepat,
dan tak terasa hari Natal pun kembali menjelang. Sejenak kita meninggalkan
segala kesibukan dan berhimpun di sini sambil memandang pada Betlehem, kota
mungil tempat Allah telah menyatakan diri dalam rupa manusia. Dan dalam
kebersamaan sebagai orang-orang percaya, sehati mengangkat doa dalam pengharapan
akan Hidup Bersama Sebagai Keluarga
ALLAH.”
Demikian sepenggal kalimat yang dikutip dari Liturgi
Kebaktian Natal 25 Desember 2015 (Ajakan Beribadah). Kebaktian Natal di Jemaat
Gunung Sinai Naikolan dipimpin oleh pelayan tamu, Pdt. Jodi Nenobais-Kebang,
S.Th. dari Jemaat Betlehem Oesapa Barat-Klasis Kupang Tengah. Pembacaan Firman
Tuhan terambil dari Kitab Kejadian 9:12-17 “Perjanjian Allah dengan Nuh” dan
Injil Lukas 2:8-20 “Gembala-gembala.”
Mengawali khotbahnya, Pdt. Jodi Nenobais-Kebang, S.Th.
menyoroti tentang semarak perayaan Natal yang cenderung telah menggeser makna
Natal yang sebenarnya yakni kesedehanaan.
Natal saat ini lebih bersifat ekonomis; mencari keuntungan daripada hidup dalam
kebersamaan.
……………………………………………………….
Dalam Kejadian 9:1-17, simbol pelangi yang menjadi tanda
kehidupan yang baru/pembaharuan ciptaan Allah. Harapan hidup yang baru juga
hadir dalam Yesus Kristus. Harapan hidup baru dimulai dari keluarga, karena
Yesus juga lahir dari sebuah keluarga. Yesus lahir memabawa sukacita dan
kelepasan.
……………………………………………………….
Tema di atas mengajak kita untuk hidup bersama sebagai
keluarga Allah. Untuk mewujudkannya, kita memiliki tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
- Melakukan teladan Yesus dengan cara mengembangkan hidup sederhana, peduli satu dengan yang lain, tidak serakah dan tidak egois.
- Hidup damai, rukun, adil, bahagia dalam keanekaragaman sebagai keluarga Allah walaupun adanya tantangan berupa kesenjangan dan perbedaan yang bisa menjadi faktor penghambat.
- Hidup dalam kasih; kita merayakan Natal karena kasih Allah yang begitu besar kepada kita. Oleh sebab itu, kita juga harus hidup dalam kasih terhadap sesama, dan rela berkorban demi kebaikan orang lain.
- Menjaga keutuhan ciptaan Allah dengan memelihara kerukunan hidup dengan Allah, sesama dan lingkungan (lihat Sub Tema).
Mengakhiri khotbahnya, Pdt. Jodi Nenobais-Kebang, S.Th. menekankan
behwa merayakan Natal bukan sekedar merayakan sukacita, melainkan melakukan
tindakan nyata untuk memelihara keutuhan ciptaan dan memelihara kerukunan
hidup.
Kebaktian Natal 25 Desember 2015 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan
juga diisi dengan permainan musik dari grup “Kolaborasi Musik Anak Jemaat
Betlehem Oesapa Barat”.
Selamat merayakan Natal 25 Desember 2015! Tuhan Yesus
berkati!
0 comments:
Posting Komentar