JGSN Merayakan Adven Dan Natal 2014

Dalam rangka merayakan minggu-minggu Adven, Natal dan Akhir Tahun 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan, Tim Perayaan akan melaksanakan berbagai kegiatan. Tim Perayaan diketuai oleh Drs. Ady E. Mandala, M.Si....

JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013 (4): Pembentukan PAUD GSN 2013

PAUD GSN secara resmi mulai beroperasi sejak 16 Juli 2013 (Tahun Ajaran 2013-2014) dengan jumlah siswa 30 siswa.

Sidang Awal Tahun MJGSN (Sidang Lanjutan: Minggu, 2 Februari 2014

Sidang tersebut akhirnya berhasil menyelesaikan pembahasan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat GSN.

JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013: Pembagunan Gedung Serba Guna JGSN

“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan....."

Jemaat Gunung Sinai Naikolan

Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) adalah jemaat yang berada dalam lingkup pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Rayon IV Klasis Kota Kupang.

Kamis, 30 Januari 2014

RUMAH MUGER: Menyorot Praktek Puji-Pujian Gerejawi (1)

Pietro T. M. Netti
RUMAH MUGER: Menyorot Praktek Puji-Pujian Gerejawi (1): CATATAN AWAL             Aktifitas puji-pujian gerejawi di dalam setiap proses peribadatan merupakan sebuah bentuk respon/tanggapa...

Selasa, 28 Januari 2014

Sidang Awal Tahunan MJGSN (Minggu, 26 Januari 2014)

Pimpinan Sidang

Sidang Awal Tahunan Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan berlangsung pada Minggu, 26 Januari 2014 bertempat di Rumah Kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Sidang Awal Tahunan ini digelar dalam rangka membahas: 

  1. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Program Pelayanan Jemaat, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat (APBJ) Tahun Pelayanan 2013,  
  2. Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Tahun Pelayanan 2013 oleh Badan Pertimbangan dan Pengawasan Pelayanan Jemaat (BPPPJ), dan
  3. Penyusunan Program Pelayanan Jemaat, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat (APBJ) Tahun Pelayanan 2014.
Pimpinan Sidang adalah Majelis Jemaat Harian (MJH) terdiri dari:

  1. Ketua                            : Pdt. Ch. S. V. Lada-Messak, S.Si.Teol.,
  2. Wakil Ketua 1             : Pnt. Drs. Etan A. Ndun,
  3. Wakil Ketua 2             : Pnt. Michael J. S. Takesan, S.Km, M.Si.,
  4. Wakil Ketua 3             : Pnt. Drs. Ady E. Mandala, M.Si.,
  5. Sekretaris                    : Pnt. Yans A. Koliham, SP.
Sidang yang dimulai pukul 10.00 Wita selepas kebaktian utama Minggu ini dihadiri oleh seluruh Majelis Jemaat (MJ) yang terdiri dari Penatua, Diaken dan Pengajar; Majelis Jemaat Harian (MJH); Badan-Badan Pembantu Pelayanan Jemaat (BPPJ) yang terdiri dari BPPPJ dan Panitia-Panitia; Unit-Unit Pembantu Pelayanan Majelis Jemaat (UPPMJ); Rayon-Rayon (1-6); dan Badan Pengurus Ketegorial/Fungsional. 

Sidang yang direncanakan berlangsung dalam 1 hari tersebut baru merampungkan pembahasan tentang Evaluasi Pelayanan Akhir Tahunan Tahun Pelayanan 2013, penyusunan Program Pelayanan tahun 2014, dan Anggaran Belanja. Sidang yang masih menyisakan pembahasan tentang Anggaran Pendapatan jemaat untuk tahun pelayanan 2014 diskors, dan akan dilanjutkan pada Minggu, 2 Februari 2014. [Admin]
Foto Sidang 260114:

Minggu, 26 Januari 2014

JGSN Minggu, 26 Januari 2014

“Jemaat & Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Ibu MARLINCE SA’U-PUARADJA (20 Januari 2014) & Bpk. EFRAIM Y. TULLE (25 Januari 2014)! Kiranya TUHAN senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan!"
Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol.

PELAYANAN UNTUK PERDAMAIAN

“Bagaimana perasaan kita dan apa tindakan kita jika tiba-tiba rumah tangga kita, istri/suami dan anak kita dicemooh atau dipandang hina? Cinta kasih dan karya bakti disia-siakan? Bahkan melakukan kebaikan pun dianggap salah? Dan itu dilakukan oleh orang dekat kita?”

“Temukan saja jawabannya di dalam hati kita masing-masing!”

Demikian Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan) mengawali khotbahnya pada Kebaktian Utama Minggu, 26 Januari 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Kebaktian yang dihadiri oleh 317 anggota jemaat (laki-laki: 119 orang, perempuan 198) dan majelis jemaat sebanyak 47 orang (laki-laki: laki-laki: 21 orang, perempuan: 26 orang) tersebut mengambil tema “Pelayanan untuk Perdamaian” dengan pembacaan Firman Tuhan dari 2 Korintus 5:11-21.

Pertanyaan di atas adalah kondisi yang dialami oleh Rasul Paulus dalam berhadapan dengan rasul-rasul palsu yang mencemarkan namanya. Menurut Paulus, pelayanan yang dilakukan bukan untuk dirinya sendiri. Semua bentuk pelayanan didorong oleh kasih Kristus. Kasih Kristus itu yang telah menyebabkan Kristus mati. Dan Paulus juga telah mengambil bagian dalam kematian Kristus.

Dalam khotbahnya, kita baik sebagai anggota jemaat, majelis, dan/atau sebagai apapun kita, disadarkan akan kasih Kristus yang rela mati untuk semua orang berdosa. Jika kita dikritik tentang pelayanan kita, jangan mundur dari pelayanan kita, karena Tuhanlah yang telah memilih kita!
               
Kita terpanggil untuk menerima setiap profesi (sebagai pegawai, pekerja, buruh, dan sebagai apapun kita) sebagai sebuah panggilan untuk melayani. Namun merujuk pada Nats Pembimbing Amsal 4:23, kita perlu waspada akan serangan-serangan iblis dari berbagai segi. Iblis bisa menggunakan organ-organ tubuh kita (mata, telinga, mulut, dan lain-lain) untuk mendatangkan dosa.

Di akhir khotbahnya, Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh mengajak kita  agar:
  1. Waspada akan tipu muslihat iblis yang selalu mendatangkan dosa,
  2. Memperkenalkan Gembala yang baik sejak dini, dan
  3. Hati kita tetap setia kepada ALLAH baik sebagai abdi ALLAH, abdi Pemerintah, abdi masyarakat, dan lain-lain.

Kebaktian yang berlangsung dengan menggunakan Liturgi Kebaktian Utama Minggu Model 2 menggunakan nyanyian-nyanyian jemaat dari himpunan lagu Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) sebagai berikut:
Buka: NKB 3:1;
Nats Pembimbing: NKB 42:1-3;
Persembahan: NKB 181a + NKB 181b:1;
Pengutusan: NKB 194:1 & 2.

Majelis yang bertugas adalah majelis Rayon 2 JGSN. Organis dan Kantoria: Pietro T. M. Netti dan Schola Cantorum Gunung Sinai (Mimi dkk).

SELAMAT HARI MINGGU..!

Natal & Tahun Baru PD Lingkup Sinode GMIT

Natal Persekutuan Doa lingkup Sinode GMIT

“DATANGLAH, YA RAJA DAMAI!” (Yesaya 9:5).  “Bersatu, Bulatkan Tekad, Merebut Jiwa-Jiwa Bagi Kerajaan ALLAH!”

Demikianlah tema dan sub tema dari acara syukuran Natal dan Tahun Baru yang digelar oleh Panitia Natal Persekutuan Doa (PD) Lingkup Sinode GMIT pada Jumat, 24 Januari 2014 di Rumah Kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Syukuran yang dihadiri oleh kelompok-kelompok Persekutuan Doa lingkup Sinode GMIT tersebut berlangsung dengan penuh hikmat dan sukacita.

Pembacaan Firman Tuhan terambil dari Injil Matius 1:1-17 dan Lukas 3:23; 34-38. Dalam renungannya, Pdt. Semuel Pandie, S.Th. menegaskan bahwa Natal harus membawa perubahan dan pembaharuan dalam hidup kita. Di dalam Yesus, semua yang berdosa diampuni dan menjadi ciptaan baru. Dengan Kelahiran Kristus, ALLAH mengajak kita untuk menjadi mitra dan kawan dalam pelayanan.

                Acara perayaan ini dimeriahkan pula oleh persembahan Puisi oleh Viona Tungga, Tarian “O Holy Night, Tarian Ballet oleh Tessa Tellu, Solo oleh Jack Kalla (JGSN), VG. Haleluyah (Jemaat Paulus), VG. Viadolorosa & VG. Yobel (JGSN), dan VG. Gabungan PD Fatufeto. [Maya Netti]

Jumat, 24 Januari 2014

JGSN Dalam Lensa & Peristiwa 2013 (2): Pawai Paskah 2013

Pemuda JGSN: Pawai Paskah 1 April 2013

Pada masa perayaan Paskah, Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) turut berpartisipasi dalam kegiatan Pawai Paskah yang di selenggarakan oleh BP Pemuda GMIT selaku panitia penyelenggara pawai tahunan ini. 

Pawai Paskah (Senin, 1 April 2013) yang selalu diikuti oleh ratusan peserta baik dari berbagai denominasi gereja yang ada di kota Kupang dan sekitarnya maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan/keagamaan lintas agama tersebut, diberi berbagai lakon dari  cerita/peristiwa yang diambil dari Alkitab untuk diperankan selama pawai tersebut.
Foto Pawai Paskah 2013:

Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) yang diwakili oleh Pemuda Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) yang dikoordinir oleh Ketua UPP Pemuda JGSN: Dkn. Thomas M. A. Dethan, SH, memerankan sebuah cerita/peristiwa Alkitab di bawah judul “PENYESALAN JUDAS”.
Penyesalan Yudas:


Kamis, 23 Januari 2014

RUMAH MUGER: SOS: Selamatkan Jiwa/Spirit Kekristenan...!

RUMAH MUGER: SOS: Selamatkan Jiwa/Spirit Kekristenan...!: (SURAT KEPADA SAHABAT-SAHABAT GMIT-KU) Catatan Awal             SHALOM ! Surat ini saya sampaikan kepada semua sahabat GMIT-ku d...

Selasa, 21 Januari 2014

JGSN Dalam Lensa & Peristiwa 2013 (1): Sidang Tahunan MJGSN Tahun 2013

Sidang Tahunan 24 Januari 2013

Kegiatan di tahun 2013 diawali dengan Sidang Tahunan Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan (MJ GSN); mengevaluasi program kerja MJ GSN yakni Pertanggungjawaban Pelayanan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat (APBJ)  tahun pelayanan 2012, dan membahas, menyusun serta menetapkan program kerja: Program Pelayanan, dan APBJ untuk tahun pelayanan 2013. Sidang yang dihadiri oleh jemaat dan seluruh majelis jemaat berlangsung di Rumah Kebaktian JGSN pada tanggal 24 Januari 2013. 

Program pelayanan disusun dengan mengacu kepada Haluan dan Kebijakan Umum Pelayanan GMIT tahun 2013 yang meliputi 5 bidang yaitu:

  1. Bidang Koinonia,
  2. Bidang Marturia,
  3. Bidang Diakonia,
  4. Bidang Liturgia, dan
  5. Bidang Oikonomia

 Berdasarkan Panca Program Pelayanan di atas, ditetapkan 20 program dan 76 kegiatan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan non program untuk Tahun Pelayanan 2013 dengan besar anggaran Rp. 520.804.337,- (Lima Ratus Dua Puluh Juta Delapan Ratus Empat Ribu Tiga Ratus Tiga Puluh Tujuh Rupiah).
Foto Sidang Tahunan 2013:

Senin, 20 Januari 2014

Segera...! JGSN Dalam Lensa & Peristiwa Tahun 2013


“JGSN DALAM LENSA & PERISTIWA 2013”

Oleh: Administrator

Sejak Januari 2013, Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) telah melewati berbagai kegiatan pelayanan dan perayaan hari raya gerejawi. Tahun pelayanan 2013 telah lewat, namun banyak peristiwa penting yang telah terjadi yang patut dicatat dan direkam sebagai catatan sejarah perjalanan Jemaat Gunung Sinai Naikolan ke depannya.

Berikut ini adalah kilas balik JGSN dalam setiap kegiatan pelayanan dan peristiwa gerejawi yang berlangsung dalam kurun waktu tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Tulisan akan dimuat secara berturut-turut dalam seri “JGSN DALAM LENSA & PERISTIWA 2013.”

“JGSN DALAM LENSA & PERISTIWA 2013” terdiri dari: Sidang Tahunan MJ GSN Januari 2013 ---- Pawai Paskah 2013 ---- Pembangunan Gedung Serba Guna JGSN  Mei 2013 ---- Pembentukan PAUD GSN  Juli 2013 ----  Bulan Keluarga Oktober 2013 --- Konser Rohani KUPANG BERMAZMUR Oktober 2013 ---- Lomba Adven & Natal Desember 2013.

Minggu, 19 Januari 2014

JGSN Minggu, 19 Januari 2014

Cavik. Farida Kafolakari, S.Th.

GUNAKANLAH TELINGA & LIDAH SEBAGAI SEORANG HAMBA KEBENARAN


“Gunakanlah Telinga & Lidah Sebagai Seorang Hamba Kebenaran.” Demikianlah tema khotbah yang diangkat oleh Cavik. Farida Kafolakari, S.Th. pada Kebaktian Utama Minggu, 19 Januari 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan.
               
Nats Pembimbing pada kebaktian minggu ini terambil dari Yakobus 3:5, dan Pembacaan Mazmur terambil dari Mazmur 5:1-7. Jemaat yang hadir sebanyak 313 orang (Laki-laki: 119 dan Perempuan: 194) dan Majelis Jemaat yang hadir sebanyak 45 orang (Laki-laki: 21 dan Perempuan: 24). Kebaktian yang berlangsung dengan menggunakan Liturgi Model I ini mengambil lagu-lagu pujian jemaat dari PKJ (Pelengkap Kidung Jemaat) No 4:1, 2 (Buka) ; No 76:1, 4 Nats Pembimbing); No 145:1 dst. + 146:1 (Persembahan); dan No 285 (Pengutusan)  dengan Majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat Rayon 1. Organis dan Kantoria yang bertugas: Pietro Netti dan Schola Cantorum GSN (Mimi dkk).

                Khotbah yang terambil dari kitab Perjanjian Lama Yesaya 50:4-6 tersebut menitikberatkan pada 2 hal penting yakni Lidah dan Telinga. Bagaimana menjaga Lidah dalam hal berkata-kata, dan bagaimana menggunakan Telinga untuk mendengarkan Firman Tuhan. Kita diharapkan menjadi seorang hamba yang taat yang menggunakan lidah dan telinga untuk memuliakan Tuhan sebagaimana Yesaya yang diberikan lidah dan juga telinga seorang murid (lihat ayat 4).

                Peran Lidah dalam Yesaya 50:4 sangatlah penting. Jika kita tidak menjaga lidah maka lidah dapat menimbulkan malapetaka. Sebagai contoh, kita cenderung membicarakan tentang orang lain yang hanya berupa gossip dan fitnah, mengeluarkan kata-kata kotor, caci maki, dan lain-lain yang akhirnya bisa menjerumuskan kita ke dalam masalah, terlebih dosa. Oleh sebab itu, “jangan salah menggunakan Lidah! Gunakanlah Lidah sebagai seorang hamba untuk memuliakan Tuhan!”

                Telinga juga memiliki peran yang sangat penting jika digunakan dengan baik. Kita lebih senang mendengarkan hal-hal lain daripada mendengarkan Firman Tuhan. Kita lebih betah berlama-lama mendengarkan cerita-cerita bohong, gossip dan fitnah daripada mendengarkan khotbah pendeta di kebaktian-kebaktian. Kita diharapkan dapat menggunakan telinga untuk memuliakan Tuhan.

                Kita harus belajar menggunakan Lidah dan Telinga sebagai seorang hamba kebenaran. Kata-kata yang digunakan haruslah berdasarkan kebenaran Allah, bukan berdasarkan kebenaran manusia yang berdosa. Kita pun menggunakan Telinga untuk mendengarkan kata-kata Tuhan di dalam Fimnan-Nya, sehingga kita tidak berpaling dari-Nya dan memberontak kepada-Nya (lihat ayat 5). Dengan demikian kita akan menjadi orang Kristen yang mengalami pertobatan seutuhnya dari Tuhan, “bukan menjadi orang Kristen “TOMAT” (TObat hari Minggu, Senin sampai Sabtu kuMAT).” [Admin]




SELAMAT HARI MINGGU…!!!

Sabtu, 18 Januari 2014

RUMAH MUGER: Di Tengah Ombak & Arus Pencobaan

Pietro T. M. Netti
RUMAH MUGER: Di Tengah Ombak & Arus Pencobaan:    Lagu: "DI TENGAH OMBAK & ARUS PENCOBAAN adalah lagu kesayangan dari saudari Nn. Cavik. Marla Rosita Tanehe, S.Th. yang te...

Kamis, 16 Januari 2014

RUMAH MUGER: Liturgi KUM (Dari Perpustakaan Gereja):

Pietro T. M. Netti
RUMAH MUGER: Liturgi KUM (Dari Perpustakaan Gereja):: “BERBEDA-BEDA (DAN) TIDAK SAMA”                      Pada setiap Kebaktian Utama Minggu (KUM) kecuali pada Kebaktian Hari-Hari...

Senin, 13 Januari 2014

Perayaan Natal Perdana PAUD GSN

Penyalaan Lilin Natal: Pdt. Ch. S.V. Lada-Messakh, S.Si.Teol

Perayaan Natal PAUD Gunung Sinai Naikolan (PAUD GSN) digelar pada hari Senin, 13 Januari 2014 pukul 17.00 wita bertempat di rumah kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN). Perayaan Natal yang baru pertama kali ini diselenggarakan dengan sangat meriah oleh murid-murid PAUD GSN mulai dari persembahan puji-pujian, tarian, puisi, melafalkan nats-nats Alkitab dan bahkan memperagakan sebuah fragmen (drama singkat) tentang peristiwa Kelahiran Yesus.
               
Perayaan yang diawali dengan nyanyian “Aku Anak PAUD” dan “Di Doa Ibu” oleh murid-murid PAUD GSN ini dibuka dengan doa oleh Ketua Majelis JGSN, Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. yang juga sebagai Pelindung Penasehat PAUD GSN. Setelah doa pembukaan, dilanjutkan lagi dengan persembahan lagu “Burung Pipit yang Kecil”, dan Puisi Natal oleh seorang murid PAUD, Angela Louisa Dethan.

Prosesi penyalaan lilin Natal dipimpin langsung oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. didampingi oleh Drs. Ady E. Mandala, M.Si. (Wakil Ketua III MJH GSN) dan Melkiur Nenobahan (mewakili Majelis Jemaat GSN), dan diikuti oleh seluruh murid dan orang tua murid. Prosesi penyalaan lilin berlangsung meriah dengan melakukan arak-arakan mengelilingi pohon Natal, dan dilanjutkan dengan persembahan lagu “Lilinku yang Kecil” oleh anak-anak PAUD GSN kelas A (usia 3-4 tahun).

Acara juga dimeriahkan dengan persembahan tarian “Sambut Sang Raja Damai”  sebelum memasuki pembacaan Firman Tuhan oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. yang terambil dari kitab Injil Lukas 2:1-7.
(Kelahiran Yesus. 2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. 2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. 2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. 2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud -- 2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. 2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, 2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.).

Khotbah langsung diperagakan oleh anak-anak PAUD dalam sebuah fragmen (drama singkat) yang diperankan dengan sangat memukau. Yusuf dan Maria, Herodes dan Isteri, Gembala-gembala, 3 Orang Majus, dan Malaikat-malaikat diperankan dengan sungguh-sungguh.

Perayaan ini juga dimeriahkan dengan penampilan Tim Pengajar PAUD yang membawakan lagu “Gita Sorga Bergema” sebelum ditutup dengan persembahan lagu “Selamat Hari Natal/We Wish You a Merry Christmas” oleh anak-anak PAUD.

Acara Perayaan Natal PAUD GSN yang dihadiri oleh Tim Pengajar PAUD, orang tua murid, Majelis Jemaat, dan Koordinator Rayon ini diakhiri dengan santap malam bersama, dan pembagian Buku Laporan Pendidikan (Raport) kepada murid-murid PAUD GSN yang telah menyelesaikan semester pertama pendidikan dalam Tahun Ajaran 2013-2014.

Ketua Tim Perayaan Natal PAUD GSN, Rohana. J. M. Netti-S, dalam pesan dan kesannya mengatakan: “Perayaan Natal ini dilaksanakan dalam rangka mendidik dan meningkatkan tumbuh kembang anak dalam hal pengenalan akan Firman Tuhan khususnya tentang peristiwa Kelahiran Yesus, Tuhan dan Juruselamat. Sebagaimana yang tertulis di dalam II Timotius 3:15 (Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.), anak-anak sedini mungkin perlu dididik untuk bisa menjadi terang dunia.”

Ketua Tim juga mengucapkan limpah terima kasih atas dukungan dan partisipasi seluruh pihak sehingga acara perayaan natal yang baru pertama kali digelar ini dapat berlangsung dengan baik.

Pada kesempatan yang sama, Pengelola PAUD GSN, Maria M. Netti-Nge, mengatakan bahwa pelaksanaan perayaan Natal seperti ini sangat perlu dan mempunyai manfaat yang sangat positif dan sangat baik bagi anak-anak yang masih di usia dini. “Perayaan Natal ini dapat memberi pengenalan dan penghayatan iman bagi anak-anak. Mereka dapat menghayati makna Natal sesuai dengan usia mereka. Di samping itu, kita wajib memberi pengenalan yang benar akan Firman Tuhan kepada anak-anak.” Lanjutnya sambil mengutip Matius 19:14 (Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.").

                Pesan dan kesan Natal juga disampaikan oleh Wakil Ketua III MJH GSN, Drs. Ady E. Mandala, M.Si. yang sangat bangga dengan semua penampilan kreasi dari anak-anak didik PAUD GSN yang baru saja menjalani semester pertama pendidikan. “PAUD GSN baru berusia 6 bulan kurang 2 hari, tapi perkembangan anak-anak didik sudah sangat luar biasa seperti yang sudah ditunjukkan tadi lewat penampilan-penampilan mereka. Kita mesti bersyukur karena JGSN sudah memiliki PAUD yang dapat mendidik anak-anak untuk bisa mengembangkan potensi dan tumbuh kebang anak. Ini semua bisa terjadi karena tuntunan dan campur tangan Tuhan, dan partisipasi orang tua murid dan segenap jemaat.” [Admin]

Lihat Foto Natal Perdana PAUD GSN selengkapnya!

Minggu, 12 Januari 2014

JGSN Minggu, 12 Januari 2014

Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol

KRISTUS HARUS MAKIN BESAR

“Bagaimana tanggapan kita terhadap orang yang lebih berhasil dari kita?”
“Iri hati?”
“Rendah diri?”
“ Meremehkan atau bahkan menjelek-jelekkan orang tersebut?”

Jawabannya: “Mungkin saja!!”

Demikian Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan) mengawali khotbahnya pada Kebaktian Utama Minggu, 12 Januari 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Kebaktian yang dihadiri oleh 335 anggota jemaat dan majelis jemaat (laki-laki: 97 orang, perempuan: 192 orang, majelis laki-laki: 22 orang, dan majelis perempuan: 24 orang) tersebut mengambil tema “Kesaksian Yohanes tentang Yesus” dengan pembacaan Firman Tuhan dari Yohanes 3:22-36.

Dalam khotbahnya, kita disadarkan bagaimana seharusnya kita bersikap di saat orang lain selalu atau lebih berhasil daripada kita, sebagaimana Yohanes menanggapi perdebatan murid-muridnya dengan seorang Yahudi tentang baptisan Yesus dan Yohanes. Dalam bacaan Firman Tuhan, sangat jelas terlihat bahwa Yohanes sedikitpun tidak merasa iri hati, tidak merasa rendah diri, dan sama sekali tidak meremehkan/menjelekkan apa yang dilakukan oleh Yesus. Malah Yohanes berkata: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yoh. 3:30).
               
Yohanes menyadari bahwa:
·         Yesus adalah Mesias sedangkan ia bukan. Ia hanya diutus mendahului-NYA (Yoh. 3:28).
·         Yesus adalah mempelai laki-laki sedangkan ia hanyalah sahabat mempelai laki-laki (Yoh. 3:29).
·         Yesus adalah Anak Allah yang datang dari atas sedangkan ia berasal dari bumi (Yoh. 3:31).

“Dimanakah posisi kita dan Yesus saat ini?”

Sebuah pertanyaan korektif dan reflektif yang dilontarkan Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. yang sekiranya patut menjadi pertanyaan untuk tiap-tiap kita secara pribadi.

Menjawab akan pertanyaan di atas, ditegaskan bahwa jika di tahun silam posisi kita lebih tinggi dari Yesus, maka di tahun ini kita harus lebih rendah dari Yesus. Sebagaimana Yohanes sadar akan fungsinya, kita pun harus sadar untuk selalu:
·         Meninggikan Yesus,
·         Memuliakan Yesus,
·         Mendorong orang lain untuk mengikut Yesus, bukan untuk mengikut diri kita, dan
·         Mempersembahkan kebesaran dan kemuliaan hanya kepada Tuhan bukan kepada diri kita.

Untuk memiliki kesadaran seperti yang dilakukan Yohanes, kita harus memiliki sikap seperti yang dimiliki oleh Yohanes, yakni:
·         Kerendahan hati.
·         Teguh dalam prinsip, dan
·         Tau menempatkan diri.

Dengan demikian, maka kita dan/atau ego kita harus makin kecil, dan Kristus harus semakin besar. Kristus harus menjadi pusat pemberitaan gereja. Kristus harus disaksikan sebagai Juruselamat dunia.

Kebaktian yang berlangsung dengan menggunakan Liturgi Kebaktian Utama Minggu Model 1 mengambil nyanyian-nyanyian jemaat dari himpunan Pelengkap Kidung Jemaat sebagai berikut:
Buka: PKJ 4:1, 2;
Nats Pembimbing: PKJ 76:1, 4;
Persembahan: PKJ 145 + PKJ 146:1;
Pengutusan: PKJ 285.

Majelis yang bertugas adalah majelis Rayon 6 JGSN. Organis dan Kantoria: Pietro T. M. Netti dan Schola Cantorum Gunung Sinai (Mimi dkk). [Admin]

Rabu, 08 Januari 2014

Epiphania (Mengenal Almanak Gereja 1)

Epiphania

Walaupun berbagai tradisi gereja mengembangkan Almanak Gereja yang cukup kaya dan rumit, namun pada intinya Almanak Gereja adalah sesuatu yang sederhana. Almanak Gereja adalah lingkaran masa-masa kehidupan dan karya Kristus dalam Almanak. 

Dalam ibadah gerejawi, penghayatan ini dilengkapi dengan berbagai perlambang dan warna untuk memperdalam penghayatan bersangkutan. Gereja menghayati Almanak Gereja bukan agar menjadi gereja yang kaku dan liturgis, tetapi terutama agar pengalaman Kristen kita berpola dan terarah, serta semakin segar dan kaya.

Kita dapat memulai Almanak Gereja dari masa raya mana saja. Ada yang memulai dari Paskah, ada pula dari Natal, dan ada yang memulainya dari Epifani.

EPIPHANIA

                Terselip di antara Natal dan Minggu-minggu Sengsara adalah masa raya Epiphania/Epifani, yang hanya berlangsung selama kurang lebih 7 (tujuh) minggu. Epiphania berasal dari bahasa Yunani yang berarti penampakan atau penyataan. Secara teologis, istilah ini menekankan penyataan kenyataan Ilahi yang tadinya tersembunyi bagi manusia, baik dalam bentuk penampakan diri maupun melalui perbuatan dan perkataan yang melaluinya kehadiran-Nya diketahui manusia. Karena itu dalam masa raya Epifani ini, kisah-kisah kehidupan Yesus dari masa kecil-Nya yang dilaporkan singkat dalam Injil maupun pembaptisan dan pelbagai kisah perbuatan hidup-Nya sejak awal pelayanan-Nya. Masa raya ini juga seringkali dijadikan saat untuk menghayati misi gereja pada dunia.
                Warna liturgi         : Hitam, dengan kombinasi hijau-kuning.
                Simbol                  : Bintang bersegi lima di dalam lingkaran.
                Warna dasar          : Hijau.
                Warna bintang      : Putih.
                Warna lingkaran   : Kuning.

                Arti: Bintang adalah lambang cahaya dalam kegelapan. Bintang bersegi lima ini lebih dikenal dengan bintang Yakub yang menunjuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bilangan 24:17). Terbitnya bintang ini kemudian dinyatakan melalui Kelahiran Yesus yang ditandai pula dengan munculnya bintang di Timur (Matius 2:1-2). Kristus disebut sebagai “Bintang Kejora”, “Bintang Timur” (Wahyu 22:16) yang gilang-gemilang, yang menjadi cahaya dalam kehidupan kita. (Dikutip dari Warta Jemaat/JGSN: Minggu, 5 Januari 2014. [Admin]).

Minggu, 05 Januari 2014

JGSN Minggu, 5 Januari 2014

Pdt. Yandi Manobe, S.Th.

Kebaktian Utama Minggu di Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) pada Minggu, 5 Januari 2014 dipimpin oleh Pdt. Yandi Manobe S.Th. (Majelis Sinode GMIT-PI/PD). Kebaktian berlangsung dengan menggunakan Liturgi Kebaktian Utama Minggu Model 2 dengan nyanyian-nyanyian jemaat yang terambil dari himpunan Kidung Jemaat:

Buka: KJ 242:1, 2;
Nats Pembimbing: KJ 138:1, 3;
Persembahan: KJ 297 + KJ 302:1;
Pengutusan: KJ 140:1, 4).

Majelis yang bertugas adalah majelis Rayon 5 JGSN. Organis dan Kantoria yang bertugas: Pietro T. M. Netti dan Schola Cantorum Gunung Sinai (Mimi dkk).

                Pembacaan Firman Tuhan terambil dari kitab Perjanjian Lama, Kejadian 1:26 (Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”)

                Di awal khotbahnya, Pdt. Yandi Manobe S.Th. membuat pernyataan dan pertanyaan retoris sebagai berikut: “Kalau manusia mati (meninggal, admin), terdapat dua kemungkinan; masuk surga atau masuk neraka. Tapi kalau ayam mati, kemana?”

                Dalam hal mati saja, manusia sudah berbeda dengan ayam. Manusia memang berbeda dengan ayam. Perbedaannya adalah:

  1. Dalam hidupnya ayam tidak mempunyai pengharapan, manusia berpengharapan.
  2. Dari semua penciptaan, Tuhan hanya berfirman, maka jadilah, sedangkan pada manusia ada proses analisa: “Baiklah Kita menjadikan………”
  3. Ayam hanya memiliki satu kehidupan, manusia diberikan tiga kehidupan:

·         Tubuh yang hidup,
·         Jiwa yang hidup, dan
·         Roh yang hidup.

Sebagaimana manusia, ayam juga memiliki tubuh yang hidup, yakni mempunyai fisik yang bisa berkembang dari waktu ke waktu (kecil menjadi besar, muda menjadi tua, ada pertumbuhan sel-sel tubuh dan pertumbuhan anggota tubuh, dll). Tubuh yang hidup adalah satu-satunya persamaan ayam dengan manusia.

Sedangkan manusia masih lagi diberikan oleh TUHAN Jiwa yang hidup dan Roh yang hidup, yang tidak dimiliki oleh ayam. Memiliki Jiwa yang hidup artinya memiliki keselarasan/keseimbangan antara hati dan pikiran. Dan memiliki Roh yang hidup artinya selalu ingin mencari TUHAN, dan menjaga hubungan dengan TUHAN.

Manusia yang tetap menjaga hubungan dengan TUHAN akan tetap hidup (Roh yang hidup, admin) walaupun ia sudah mati. Sedangkan manusia yang putus hubungan dengan TUHAN walaupun masih hidup tetapi sesungguhnya ia sudah mati (Roh yang mati, admin).

Di samping itu, Manusia juga memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain:
·         Manusia diberi gambar dan rupa Allah; manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
·         Manusia diberi kepercayaan untuk menguasai dan menaklukkan bumi.
·         Otoritas Tuhan diberikan kepada manusia.

Dari kelebihan-kelebihan di atas, manusia adalah ciptaan yang luar biasa. Manusia adalah representasi gambaran Allah. Allah tidak pernah gagal menciptakan manusia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semua diciptakan sesuai rancangan-Nya. Manusia telah dipercayai dan diberi tanggung jawab untuk mengatur dan mengelola semua ciptaan di muka bumi. Bahkan iblis sekalipun takluk di hadapan manusia, karena kuasa Tuhan ada di dalam diri manusia.

Namun manusia sebagai ciptaan yang luar biasa itu akhirnya rusak. Rusak bukan karena buah itu, tapi karena manusia melangkahi batas yang Tuhan telah tentukan.

Ketika manusia jatuh dalam dosa maka Tubuh, Jiwa, dan Roh menjadi musnah.  Manusia akan selalu diperhadapkan masalah-masalah yang berhubungan dengan Tubuh, Jiwa, dan Roh.

Jika kita mulai mengidolakan anggota/bagian tubuh tertentu (contoh: bila kita terobsesi untuk merubah warna kulit, meluruskan rambut, memancungkan hidung, dll), jika kita mulai melecehkan suku-suku tertentu, dan jika kita mulai merasa bahwa diri kita, kelompok kita, suku kita, dll, lebih baik dari yang lain berarti kita sedang bermasalah dengan Tubuh kita.

Jika kita tidak bisa atau tidak mau beradaptasi dengan orang lain, tidak mampu menerima perbedaan dan merasa paling benar (intoleran, admin), senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang berarti kita sedang bermasalah dengan Jiwa kita. Dan jika Roh kita yang bermasalah berarti kita langsung memutuskan hubungan dengan Tuhan (semakin jauh tenggelam dalam dosa, admin).

Di akhir khotbahnya, Pdt. Yandi Manobe, S.Th menegaskan bahwa Tubuh, Jiwa, dan Roh yang musnah tidak dapat ditebus dengan ayam, sapi, atau persembahan/kolekte, dll. Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap akal budi. [Admin]

Kamis, 02 Januari 2014

Jemaat Gunung Sinai Naikolan


Oleh: Administrator

Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) adalah jemaat yang berada dalam lingkup pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Rayon IV Klasis Kota Kupang. Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) menjadi jemaat yang mandiri dalam pelayanannya sejak 31 Mei 2009, setelah dimekarkan dari Jemaat Imanuel Oepura (JIO) sebagai jemaat induk. JGSN dibagi dalam 6 (enam) Persekutuan Lingkup Jemaat (Rayon) yakni Rayon 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) ± --- KK dan terus bertambah.
               
Pada awalnya, Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) adalah bagian dari anggota Jemaat Imanuel Oepura (JIO) yang berada di dalam 3 (tiga) Persekutuan Lingkup Jemaat (Rayon) yakni Rayon 18, 19, dan 20 dengan  jumlah Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2005 tercatat sebanyak 200 KK atau ± 732 jiwa, dan terus tumbuh berkembang  menjadi 235 KK atau ± 1000 jiwa pada saat pemandirian tahun 2009.

Rayon 18, 19, dan 20 Jemaat Imanuel Oepura adalah 3 rayon yang memiliki wilayah pelayanan yang berdekatan satu dengan yang lainnya di wilayah Kelurahan Naikolan dan Kelurahan Sikumana-Kecamatan Maulafa-Kota Kupang. Secara spesifik, Jemaat Rayon 18, 19, dan 20 berada di daerah mulai dari sekitar Pekuburan Umum Oepura (Kel. Naikolan), daerah di sekitar Air Lobang (Kel. Sikumana), sampai dengan daerah di pinggiran Kali Labat (Kel. Naikolan).

Seiring berjalannya waktu dan pesatnya pertumbuhan jumlah anggota jemaat, khususnya jemaat di Rayon 18, 19, dan 20 (JIO), maka pembentukan mata jemaat baru menjadi suatu kebutuhan mutlak. Pemekaran jemaat menjadi satu-satunya opsi (pilihan) demi meningkatkan pelayanan yang lebih fokus dan terpadu kepada jemaat.

Pada Juni 2005 terbentuklah panitia untuk membangun Pos Pelayanan yang secara legal dilegitimasi dengan Surat Ketetapan Majelis Jemaat Imanuel Oepura No 09/GMIT/SK-JIO/2005 tentang Komposisi Personalia Panitia Pembangunan Pos Kebaktian Rayon 18, 19, dan 20 Jemaat Imanuel Oepura yang telah direvisi pada tanggal 23 Maret 2006. Dan sejak tahun 2005 pula Pos Pelayan tersebut mulai melakukan aktifitas pelayanan kepada jemaat ketiga rayon.

Pada persidangan Lengkap Majelis JIO tahun 2005, pemekaran ketiga rayon JIO diusulkan secara resmi oleh Komisi Pengembangan Jemaat JIO yang diketuai oleh Pnt. Alex Bureni, SH.

Menindaklanjuti penetapan pleno majelis pada persidangan tersebut maka dibentuklah Panitia Pembangunan Pos Pelayanan JIO dengan Surat Keputusan JIO No. 09/GMIT/SK-JIO/2005 tanggal 12 Maret 2005 dengan mengangkat Pnt. Ir. Esthon L. Foenay, M.Si. sebagai Ketua Umum dan Drs. Ady Endezon Mandala, M.Si. sebagai Ketua Pelaksana Pembangunan serta susunan kepanitiaan yang dilengkapi dengan seksi-seksi guna mendukung kelancaran pembangunan.

Peletakan batu pertama Pembangunan Rumah Kebaktian JGSN dilakukan pada 15 Agustus 2005. Dan atas kerja keras Panitia Pembangunan dan partisipasi jemaat, Pembangunan Rumah Kebaktian JGSN rampung dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama: 3 (tiga) tahun 11 (sebelas) bulan 19 (sembilanbelas) hari.

Pada Minggu tanggal 31 Mei 2009, Jemaat Gunung Sinai Naikolan resmi dithabiskan menjadi sebuah jemaat mandiri yang memperhadapkan Pendeta Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. sebagai Pelayan Jemaat dan sekaligus menjabat sebagai Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan periode 2009-2014.

Dan pada tanggal 3 Agustus 2009 dilakukan pengresmian dan penthabiasan Rumah Kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan yang ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs Frans Lebu Raya, yang diwakili oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur, Ir. Benny Ndoen Boey dan Ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor, Dr. Eben Nuban Timo.


Profil JGSN:

Nama                                    : Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN)
                                                  Rayon IV Klasis Kota Kupang-GMIT.

Sekretariat                          : Jl. Mengkudu, Gang II No: 07 Naikolan
  Kupang-Nusa Tenggara Timur.

Telepon                               : 0380 834 334

Email                                     : gunungsinainaikolan@gmail.com

Mandiri                                                : 31 Mei 2009

Penthabisan Rumah
Kebaktian JGSN                                : 3 Agustus 2009