Minggu, 05 Januari 2014

JGSN Minggu, 5 Januari 2014

Pdt. Yandi Manobe, S.Th.

Kebaktian Utama Minggu di Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) pada Minggu, 5 Januari 2014 dipimpin oleh Pdt. Yandi Manobe S.Th. (Majelis Sinode GMIT-PI/PD). Kebaktian berlangsung dengan menggunakan Liturgi Kebaktian Utama Minggu Model 2 dengan nyanyian-nyanyian jemaat yang terambil dari himpunan Kidung Jemaat:

Buka: KJ 242:1, 2;
Nats Pembimbing: KJ 138:1, 3;
Persembahan: KJ 297 + KJ 302:1;
Pengutusan: KJ 140:1, 4).

Majelis yang bertugas adalah majelis Rayon 5 JGSN. Organis dan Kantoria yang bertugas: Pietro T. M. Netti dan Schola Cantorum Gunung Sinai (Mimi dkk).

                Pembacaan Firman Tuhan terambil dari kitab Perjanjian Lama, Kejadian 1:26 (Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”)

                Di awal khotbahnya, Pdt. Yandi Manobe S.Th. membuat pernyataan dan pertanyaan retoris sebagai berikut: “Kalau manusia mati (meninggal, admin), terdapat dua kemungkinan; masuk surga atau masuk neraka. Tapi kalau ayam mati, kemana?”

                Dalam hal mati saja, manusia sudah berbeda dengan ayam. Manusia memang berbeda dengan ayam. Perbedaannya adalah:

  1. Dalam hidupnya ayam tidak mempunyai pengharapan, manusia berpengharapan.
  2. Dari semua penciptaan, Tuhan hanya berfirman, maka jadilah, sedangkan pada manusia ada proses analisa: “Baiklah Kita menjadikan………”
  3. Ayam hanya memiliki satu kehidupan, manusia diberikan tiga kehidupan:

·         Tubuh yang hidup,
·         Jiwa yang hidup, dan
·         Roh yang hidup.

Sebagaimana manusia, ayam juga memiliki tubuh yang hidup, yakni mempunyai fisik yang bisa berkembang dari waktu ke waktu (kecil menjadi besar, muda menjadi tua, ada pertumbuhan sel-sel tubuh dan pertumbuhan anggota tubuh, dll). Tubuh yang hidup adalah satu-satunya persamaan ayam dengan manusia.

Sedangkan manusia masih lagi diberikan oleh TUHAN Jiwa yang hidup dan Roh yang hidup, yang tidak dimiliki oleh ayam. Memiliki Jiwa yang hidup artinya memiliki keselarasan/keseimbangan antara hati dan pikiran. Dan memiliki Roh yang hidup artinya selalu ingin mencari TUHAN, dan menjaga hubungan dengan TUHAN.

Manusia yang tetap menjaga hubungan dengan TUHAN akan tetap hidup (Roh yang hidup, admin) walaupun ia sudah mati. Sedangkan manusia yang putus hubungan dengan TUHAN walaupun masih hidup tetapi sesungguhnya ia sudah mati (Roh yang mati, admin).

Di samping itu, Manusia juga memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain:
·         Manusia diberi gambar dan rupa Allah; manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
·         Manusia diberi kepercayaan untuk menguasai dan menaklukkan bumi.
·         Otoritas Tuhan diberikan kepada manusia.

Dari kelebihan-kelebihan di atas, manusia adalah ciptaan yang luar biasa. Manusia adalah representasi gambaran Allah. Allah tidak pernah gagal menciptakan manusia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semua diciptakan sesuai rancangan-Nya. Manusia telah dipercayai dan diberi tanggung jawab untuk mengatur dan mengelola semua ciptaan di muka bumi. Bahkan iblis sekalipun takluk di hadapan manusia, karena kuasa Tuhan ada di dalam diri manusia.

Namun manusia sebagai ciptaan yang luar biasa itu akhirnya rusak. Rusak bukan karena buah itu, tapi karena manusia melangkahi batas yang Tuhan telah tentukan.

Ketika manusia jatuh dalam dosa maka Tubuh, Jiwa, dan Roh menjadi musnah.  Manusia akan selalu diperhadapkan masalah-masalah yang berhubungan dengan Tubuh, Jiwa, dan Roh.

Jika kita mulai mengidolakan anggota/bagian tubuh tertentu (contoh: bila kita terobsesi untuk merubah warna kulit, meluruskan rambut, memancungkan hidung, dll), jika kita mulai melecehkan suku-suku tertentu, dan jika kita mulai merasa bahwa diri kita, kelompok kita, suku kita, dll, lebih baik dari yang lain berarti kita sedang bermasalah dengan Tubuh kita.

Jika kita tidak bisa atau tidak mau beradaptasi dengan orang lain, tidak mampu menerima perbedaan dan merasa paling benar (intoleran, admin), senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang berarti kita sedang bermasalah dengan Jiwa kita. Dan jika Roh kita yang bermasalah berarti kita langsung memutuskan hubungan dengan Tuhan (semakin jauh tenggelam dalam dosa, admin).

Di akhir khotbahnya, Pdt. Yandi Manobe, S.Th menegaskan bahwa Tubuh, Jiwa, dan Roh yang musnah tidak dapat ditebus dengan ayam, sapi, atau persembahan/kolekte, dll. Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap akal budi. [Admin]

0 comments:

Posting Komentar