Cavik. Farida Kafolakari, S.Th. |
GUNAKANLAH TELINGA
& LIDAH SEBAGAI SEORANG HAMBA KEBENARAN
“Gunakanlah Telinga & Lidah Sebagai Seorang Hamba
Kebenaran.” Demikianlah tema khotbah yang diangkat oleh Cavik. Farida
Kafolakari, S.Th. pada Kebaktian Utama Minggu, 19 Januari 2014 di Jemaat
Gunung Sinai Naikolan.
Nats Pembimbing pada kebaktian minggu ini terambil dari
Yakobus 3:5, dan Pembacaan Mazmur terambil dari Mazmur 5:1-7. Jemaat yang hadir
sebanyak 313 orang (Laki-laki: 119 dan Perempuan: 194) dan Majelis Jemaat yang
hadir sebanyak 45 orang (Laki-laki: 21 dan Perempuan: 24). Kebaktian yang
berlangsung dengan menggunakan Liturgi Model I ini mengambil lagu-lagu pujian
jemaat dari PKJ (Pelengkap Kidung Jemaat) No 4:1, 2 (Buka) ; No 76:1, 4 Nats
Pembimbing); No 145:1 dst. + 146:1 (Persembahan); dan No 285 (Pengutusan) dengan Majelis yang bertugas adalah Majelis
Jemaat Rayon 1. Organis dan Kantoria yang bertugas: Pietro Netti dan Schola
Cantorum GSN (Mimi dkk).
Khotbah yang terambil dari kitab
Perjanjian Lama Yesaya 50:4-6 tersebut menitikberatkan pada 2 hal penting yakni
Lidah dan Telinga. Bagaimana menjaga Lidah dalam hal berkata-kata, dan
bagaimana menggunakan Telinga untuk mendengarkan Firman Tuhan. Kita diharapkan
menjadi seorang hamba yang taat yang menggunakan lidah dan telinga untuk
memuliakan Tuhan sebagaimana Yesaya yang diberikan lidah dan juga telinga seorang murid (lihat ayat 4).
Peran Lidah dalam Yesaya 50:4
sangatlah penting. Jika kita tidak menjaga lidah maka lidah dapat menimbulkan
malapetaka. Sebagai contoh, kita cenderung membicarakan tentang orang lain yang
hanya berupa gossip dan fitnah, mengeluarkan kata-kata kotor, caci maki, dan
lain-lain yang akhirnya bisa menjerumuskan kita ke dalam masalah, terlebih
dosa. Oleh sebab itu, “jangan salah menggunakan Lidah! Gunakanlah Lidah sebagai
seorang hamba untuk memuliakan Tuhan!”
Telinga juga memiliki peran yang
sangat penting jika digunakan dengan baik. Kita lebih senang mendengarkan
hal-hal lain daripada mendengarkan Firman Tuhan. Kita lebih betah berlama-lama
mendengarkan cerita-cerita bohong, gossip dan fitnah daripada mendengarkan
khotbah pendeta di kebaktian-kebaktian. Kita diharapkan dapat menggunakan
telinga untuk memuliakan Tuhan.
Kita harus belajar menggunakan
Lidah dan Telinga sebagai seorang hamba kebenaran. Kata-kata yang digunakan
haruslah berdasarkan kebenaran Allah, bukan berdasarkan kebenaran manusia yang
berdosa. Kita pun menggunakan Telinga untuk mendengarkan kata-kata Tuhan di
dalam Fimnan-Nya, sehingga kita tidak berpaling dari-Nya dan memberontak
kepada-Nya (lihat ayat 5). Dengan demikian kita akan menjadi orang Kristen yang
mengalami pertobatan seutuhnya dari Tuhan, “bukan menjadi orang Kristen “TOMAT”
(TObat hari Minggu, Senin sampai Sabtu kuMAT).” [Admin]
SELAMAT HARI
MINGGU…!!!
0 comments:
Posting Komentar