Minggu, 19 Januari 2014

JGSN Minggu, 19 Januari 2014

Cavik. Farida Kafolakari, S.Th.

GUNAKANLAH TELINGA & LIDAH SEBAGAI SEORANG HAMBA KEBENARAN


“Gunakanlah Telinga & Lidah Sebagai Seorang Hamba Kebenaran.” Demikianlah tema khotbah yang diangkat oleh Cavik. Farida Kafolakari, S.Th. pada Kebaktian Utama Minggu, 19 Januari 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan.
               
Nats Pembimbing pada kebaktian minggu ini terambil dari Yakobus 3:5, dan Pembacaan Mazmur terambil dari Mazmur 5:1-7. Jemaat yang hadir sebanyak 313 orang (Laki-laki: 119 dan Perempuan: 194) dan Majelis Jemaat yang hadir sebanyak 45 orang (Laki-laki: 21 dan Perempuan: 24). Kebaktian yang berlangsung dengan menggunakan Liturgi Model I ini mengambil lagu-lagu pujian jemaat dari PKJ (Pelengkap Kidung Jemaat) No 4:1, 2 (Buka) ; No 76:1, 4 Nats Pembimbing); No 145:1 dst. + 146:1 (Persembahan); dan No 285 (Pengutusan)  dengan Majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat Rayon 1. Organis dan Kantoria yang bertugas: Pietro Netti dan Schola Cantorum GSN (Mimi dkk).

                Khotbah yang terambil dari kitab Perjanjian Lama Yesaya 50:4-6 tersebut menitikberatkan pada 2 hal penting yakni Lidah dan Telinga. Bagaimana menjaga Lidah dalam hal berkata-kata, dan bagaimana menggunakan Telinga untuk mendengarkan Firman Tuhan. Kita diharapkan menjadi seorang hamba yang taat yang menggunakan lidah dan telinga untuk memuliakan Tuhan sebagaimana Yesaya yang diberikan lidah dan juga telinga seorang murid (lihat ayat 4).

                Peran Lidah dalam Yesaya 50:4 sangatlah penting. Jika kita tidak menjaga lidah maka lidah dapat menimbulkan malapetaka. Sebagai contoh, kita cenderung membicarakan tentang orang lain yang hanya berupa gossip dan fitnah, mengeluarkan kata-kata kotor, caci maki, dan lain-lain yang akhirnya bisa menjerumuskan kita ke dalam masalah, terlebih dosa. Oleh sebab itu, “jangan salah menggunakan Lidah! Gunakanlah Lidah sebagai seorang hamba untuk memuliakan Tuhan!”

                Telinga juga memiliki peran yang sangat penting jika digunakan dengan baik. Kita lebih senang mendengarkan hal-hal lain daripada mendengarkan Firman Tuhan. Kita lebih betah berlama-lama mendengarkan cerita-cerita bohong, gossip dan fitnah daripada mendengarkan khotbah pendeta di kebaktian-kebaktian. Kita diharapkan dapat menggunakan telinga untuk memuliakan Tuhan.

                Kita harus belajar menggunakan Lidah dan Telinga sebagai seorang hamba kebenaran. Kata-kata yang digunakan haruslah berdasarkan kebenaran Allah, bukan berdasarkan kebenaran manusia yang berdosa. Kita pun menggunakan Telinga untuk mendengarkan kata-kata Tuhan di dalam Fimnan-Nya, sehingga kita tidak berpaling dari-Nya dan memberontak kepada-Nya (lihat ayat 5). Dengan demikian kita akan menjadi orang Kristen yang mengalami pertobatan seutuhnya dari Tuhan, “bukan menjadi orang Kristen “TOMAT” (TObat hari Minggu, Senin sampai Sabtu kuMAT).” [Admin]




SELAMAT HARI MINGGU…!!!

0 comments:

Posting Komentar