Rabu, 08 Januari 2014

Epiphania (Mengenal Almanak Gereja 1)

Epiphania

Walaupun berbagai tradisi gereja mengembangkan Almanak Gereja yang cukup kaya dan rumit, namun pada intinya Almanak Gereja adalah sesuatu yang sederhana. Almanak Gereja adalah lingkaran masa-masa kehidupan dan karya Kristus dalam Almanak. 

Dalam ibadah gerejawi, penghayatan ini dilengkapi dengan berbagai perlambang dan warna untuk memperdalam penghayatan bersangkutan. Gereja menghayati Almanak Gereja bukan agar menjadi gereja yang kaku dan liturgis, tetapi terutama agar pengalaman Kristen kita berpola dan terarah, serta semakin segar dan kaya.

Kita dapat memulai Almanak Gereja dari masa raya mana saja. Ada yang memulai dari Paskah, ada pula dari Natal, dan ada yang memulainya dari Epifani.

EPIPHANIA

                Terselip di antara Natal dan Minggu-minggu Sengsara adalah masa raya Epiphania/Epifani, yang hanya berlangsung selama kurang lebih 7 (tujuh) minggu. Epiphania berasal dari bahasa Yunani yang berarti penampakan atau penyataan. Secara teologis, istilah ini menekankan penyataan kenyataan Ilahi yang tadinya tersembunyi bagi manusia, baik dalam bentuk penampakan diri maupun melalui perbuatan dan perkataan yang melaluinya kehadiran-Nya diketahui manusia. Karena itu dalam masa raya Epifani ini, kisah-kisah kehidupan Yesus dari masa kecil-Nya yang dilaporkan singkat dalam Injil maupun pembaptisan dan pelbagai kisah perbuatan hidup-Nya sejak awal pelayanan-Nya. Masa raya ini juga seringkali dijadikan saat untuk menghayati misi gereja pada dunia.
                Warna liturgi         : Hitam, dengan kombinasi hijau-kuning.
                Simbol                  : Bintang bersegi lima di dalam lingkaran.
                Warna dasar          : Hijau.
                Warna bintang      : Putih.
                Warna lingkaran   : Kuning.

                Arti: Bintang adalah lambang cahaya dalam kegelapan. Bintang bersegi lima ini lebih dikenal dengan bintang Yakub yang menunjuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bilangan 24:17). Terbitnya bintang ini kemudian dinyatakan melalui Kelahiran Yesus yang ditandai pula dengan munculnya bintang di Timur (Matius 2:1-2). Kristus disebut sebagai “Bintang Kejora”, “Bintang Timur” (Wahyu 22:16) yang gilang-gemilang, yang menjadi cahaya dalam kehidupan kita. (Dikutip dari Warta Jemaat/JGSN: Minggu, 5 Januari 2014. [Admin]).

0 comments:

Posting Komentar