Minggu, 25 Januari 2015

Dipanggil Untuk Mengikut Yesus

Cavik Messakh Mangngi, S.Th

Kebaktian Utama Minggu, 25 Januari 2015, di Jemaat Gunung Sinai Naikolan dipimpin oleh Cavik Messakh Mangngi, S.Th. Kebaktian Utama Minggu kali ini mengambil tema: “Dipanggil Untuk Mengikut Yesus!” sesuai dengan bacaan Firman Tuhan yang terambil dari Kitab Perjanjian Baru, Markus 1:14-20 di bawah judul “Yesus tampil di Galilea” dan “Yesus memanggil murid murid yangpertama”.

Kebaktian berlangsung menggunakan Liturgi Model 2, dengan puji-pujian yang terambil dari himpunan Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB): NKB 6:1 & 4 (Buka), NKB 35:1 & 3  (setelah Nats Pembimbing), NKB 199 & 133:1 (Persembahan), dan NKB 184:1 & 2 (Pengutusan). Majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat Rayon 1.

Cavik Messakh Mangngi, S.Th, dalam khotbahnya menekankan tentang pentingnya merenungkan panggilan Yesus di dalam kehidupan kekritenan kita sebagai murid Yesus. Pertobatan sebagai perubahan hidup secara menyeluruh dari kegelapan (kebinasaan) menuju terang (keselamatan) merupakan kata kunci dari panggilan tersebut.

Secara harafiah mengikut Yesus berarti berjalan mengikuti Yesus dari belakang. Sesungguhnya mengikut Yesus memiliki arti yang sangat mendalam.

Mengikut Yesus berarti belajar dan berlatih terus menerus untuk menyesuaikan keinginan, kehendak kita dengan kehendak Yesus. Belajar untuk mengenal mengikuti pola hidup dan sikap Yesus. Bukan memaksa Yesus untuk untuk mengikuti keinginan kita.

Dengan kata lain, mengikut Yesus berarti menyerahkan semua pikiran, perasaan, dan rencana kita pada Tuhan. Tidak ada hal yang kita sembunyikan atau rahasiakan di hadapan hadirat-Nya.

Mengikut Yesus berarti belajar terus menerus untuk mengikatkan diri kita secara utuh pada Yesus dan kehendak-Nya.

Mengikut Yesus berarti bersedia membuang semua yang melekat, atau mengikat diri dan hidup kita. Mungkin kita terlalu dikuasai atau diikat oleh keinginan-keinginan untuk memiliki barang dunia ini atau mungkin dikuasai oleh kebiasaan-kebiasaan yang merusak diri kita sendiri. Karena itu, kita mesti belajar untuk meninggalkan semua itu, demi Yesus (Renungan—Warta Pelayanan JGSN, Minggu, 25 Januari 2015).

0 comments:

Posting Komentar