Minggu, 01 Februari 2015

Rahasia Kekuatan Iman

Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol.

“Rahasia Kekuatan Iman” adalah tema khotbah yang disampaikan oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol pada Kebaktian Utama Minggu 1 Februari 2015 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Tema diambil berdasarkan pembacaan Firman Tuhan menurut Efesus 3:1-13 “Rahasia panggilan orang-orang bukan Yahudi”.

Kebaktian berlangsung menggunakan Liturgi Model 2, dengan puji-pujian yang terambil dari himpunan Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB): NKB 6:1 & 4 (Buka), NKB 35:1 & 3  (setelah Nats Pembimbing), NKB 199 & 133:1 (Persembahan), dan NKB 184:1 & 2 (Pengutusan). Majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat Rayon 1.

“……aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu… (lihat ayat 3)!” demikian Pdt. Vora Lada-Messakh mengawali khotbahnya. “Paulus dipenjara karena memberitakan Injil. Dalam kesesakan hidupnya, Paulus tidak pernah melihat dirinya sebagai yang terpenjara!” lanjutnya.

Ada 3 hal yang menyebabkan kita mengalami penderitaan/kesesakan:

  1. Perbuatan diri sendiri; biasanya menimbulkan penyesalan.
  2. Perbuatan jahat oleh orang lain; menimbulkan kemarahan dan/atau dendam.
  3. Peristiwa berupa musibah; menimbulkan perasaan seolah-olah bernasib malang.


Namun demikian, kita memiliki rahasia kekuatan iman sebagai berikut:

  1. Allah telah memberikan kepada kita Iman Kristiani yang mulia. Setiap kita melalui tugas masing-masing adalah penyebar dan saluran anugerah Allah.
  2. Menjadi penyebar/penyalur kebaikan tidaklah mudah. Kesetiaan kepada Allah tidak pernah akan bebas dari kesulitan (seperti Paulus). Menanggung beban demi Kristus bukan hukuman melainkan kemuliaan.
  3. Pengalaman yang kita hadapi dijalani dalam kepastian Iman. Keselamatan dari Allah sudah ada di dalam Kristus. Itulah rahasia Iman Kristen.


Dalam memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, Paulus banyak mendapat tantangan. Pemberitaan Injil itulah yang menyebabkan dia menjadi tahanan. Tetapi dia tidak pernah melihat hidupnya dari pandangan manusia. Dia selalu menyadari kedaulatan Allah atas hidupnya, sehingga dia menyebut dirinya sebagai “tahanan Kristus”.

Paulus menyebut berita yang dia sampaikan itu adalah ‘rahasia’. Disebut ‘rahasia’ bukan karena beritanya kabur, tetapi adalah kebenaran yang dinyatakan Allah kepada manusia, bahwa seluruh umat Allah adalah ahli waris dan peserta janji Allah. Ini terjadi melalui iman dan persekutuan dengan Kristus. Dalam Persekutuan dengan Kristus, manusia dari segala bangsa memiliki relasi dengan Allah melalui iman. Paulus memberitakan rahasia itu kepada semua bangsa, lalu lahir jemaat, termasuk jemaat di Efesus.

Sekarang pemberitaan rahasia Injil itu juga menjadi tugas semua orang percaya, sama seperti Paulus pasti ada tantangan yang membawa kesesakan, tetapi pengalaman derita karena Injil perlu dilihat dalam terang kedaulatan Allah atas hidup manusia (Renungan—Warta Pelayanan JGSN, Minggu, 1 Februari 2015).

0 comments:

Posting Komentar