Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. |
“Rahasia Kekuatan Iman” adalah tema khotbah yang
disampaikan oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol pada Kebaktian Utama
Minggu 1 Februari 2015 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Tema diambil
berdasarkan pembacaan Firman Tuhan menurut Efesus 3:1-13 “Rahasia panggilan
orang-orang bukan Yahudi”.
Kebaktian berlangsung menggunakan Liturgi Model 2, dengan
puji-pujian yang terambil dari himpunan Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB): NKB 6:1
& 4 (Buka), NKB 35:1 & 3
(setelah Nats Pembimbing), NKB 199 & 133:1 (Persembahan), dan NKB
184:1 & 2 (Pengutusan). Majelis yang bertugas adalah Majelis Jemaat Rayon
1.
“……aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus
Yesus untuk kamu… (lihat ayat 3)!” demikian Pdt. Vora Lada-Messakh mengawali
khotbahnya. “Paulus dipenjara karena memberitakan Injil. Dalam kesesakan
hidupnya, Paulus tidak pernah melihat dirinya sebagai yang terpenjara!”
lanjutnya.
Ada 3 hal yang menyebabkan kita mengalami
penderitaan/kesesakan:
- Perbuatan diri sendiri; biasanya menimbulkan penyesalan.
- Perbuatan jahat oleh orang lain; menimbulkan kemarahan dan/atau dendam.
- Peristiwa berupa musibah; menimbulkan perasaan seolah-olah bernasib malang.
Namun demikian, kita memiliki rahasia kekuatan iman sebagai berikut:
- Allah telah memberikan kepada kita Iman Kristiani yang mulia. Setiap kita melalui tugas masing-masing adalah penyebar dan saluran anugerah Allah.
- Menjadi penyebar/penyalur kebaikan tidaklah mudah. Kesetiaan kepada Allah tidak pernah akan bebas dari kesulitan (seperti Paulus). Menanggung beban demi Kristus bukan hukuman melainkan kemuliaan.
- Pengalaman yang kita hadapi dijalani dalam kepastian Iman. Keselamatan dari Allah sudah ada di dalam Kristus. Itulah rahasia Iman Kristen.
Dalam memberitakan
Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, Paulus banyak mendapat tantangan.
Pemberitaan Injil itulah yang menyebabkan dia menjadi tahanan. Tetapi dia tidak
pernah melihat hidupnya dari pandangan manusia. Dia selalu menyadari kedaulatan
Allah atas hidupnya, sehingga dia menyebut dirinya sebagai “tahanan Kristus”.
Paulus menyebut
berita yang dia sampaikan itu adalah ‘rahasia’. Disebut ‘rahasia’ bukan karena
beritanya kabur, tetapi adalah kebenaran yang dinyatakan Allah kepada manusia,
bahwa seluruh umat Allah adalah ahli waris dan peserta janji Allah. Ini terjadi
melalui iman dan persekutuan dengan Kristus. Dalam Persekutuan dengan Kristus,
manusia dari segala bangsa memiliki relasi dengan Allah melalui iman. Paulus
memberitakan rahasia itu kepada semua bangsa, lalu lahir jemaat, termasuk
jemaat di Efesus.
Sekarang pemberitaan
rahasia Injil itu juga menjadi tugas semua orang percaya, sama seperti Paulus
pasti ada tantangan yang membawa kesesakan, tetapi pengalaman derita karena
Injil perlu dilihat dalam terang kedaulatan Allah atas hidup manusia
(Renungan—Warta Pelayanan JGSN, Minggu, 1 Februari 2015).
0 comments:
Posting Komentar