A. G. Hadzarmawit Netti |
JGSN Merayakan Adven Dan Natal 2014
Dalam rangka merayakan minggu-minggu Adven, Natal dan Akhir Tahun 2014 di Jemaat Gunung Sinai Naikolan, Tim Perayaan akan melaksanakan berbagai kegiatan. Tim Perayaan diketuai oleh Drs. Ady E. Mandala, M.Si....
JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013 (4): Pembentukan PAUD GSN 2013
PAUD GSN secara resmi mulai beroperasi sejak 16 Juli 2013 (Tahun Ajaran 2013-2014) dengan jumlah siswa 30 siswa.
Sidang Awal Tahun MJGSN (Sidang Lanjutan: Minggu, 2 Februari 2014
Sidang tersebut akhirnya berhasil menyelesaikan pembahasan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat GSN.
JGSN Dalam Lensa dan Peristiwa 2013: Pembagunan Gedung Serba Guna JGSN
“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan....."
Jemaat Gunung Sinai Naikolan
Jemaat Gunung Sinai Naikolan (JGSN) adalah jemaat yang berada dalam lingkup pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Rayon IV Klasis Kota Kupang.
Selasa, 31 Desember 2013
BIANGLALA HAYYOM: Doa di penghujung tahun
Refleksi Perjalanan di Akhir Tahun
SEPANJANG
LORONG GELAP
“MAZMUR 23:1-6”
Oleh: Cavik Messakh Mangngi, S.Th.
Cavik Messakh Mangngi, S.Th. |
Manusia itu bisa mengingat, termasuk
mengingat masa lalu. Karena itu manusia bisa bercerita tentang masa lalu. Ia
juga bisa menimbang dan menilai pengalaman masa lalunya. Dari mengingat,
bercerita, menimbang dan menilai masa lalu, manusia itu belajar mengenal
dirinya: mengenal kekuatan dan kelemahannya, sekaligus bersiap menghadapi masa
depannya. Itulah yang disebut “belajar dari sejarah.”
Kalau kita baca maca Mazmur 23:1-5 kita
menemukan bahwa Daud bertutur tentang masa lalu. Ia menyaksikan pengalaman
hidupnya.Tetapi pengalaman hidup itu masih terus ia alami sampai pada waktu ia
bercerita. Maka Daud tidak memakai kata “telah” di depan semua kata
benda: gembala (1) “Tuhan telah menjadi gembalaku”; tidak pakai kata “telah” di
depan semua kata kerja: telah membaringkan (1); telah membimbing (2); telah
menyegarkan, telah menuntun (3); telah besertaku, telah menghiburku (4), telah
menyediakan, telah mengurapi (5). Cara bercerita Daud menunjukkan bahwa sampai
waktu ia bercerita Tuhan masih tetap adalah: gembalaku, membaringkan,
membimbing, menyegarkan, menuntun, beserta, menghibur, menyediakan, mengurapi.
Tuhan tidak berhenti menjadi gembala bagi Daud tetapi terus menjadi gembala
sampai saat ia bertutur, sampai saat ia berkisah, sampai saat ia bertutur.
Dengan bercerita tentang masa lalu Daud
menemukan bahwa Allah, Tuhannya, sungguh amat baik kepadanya. Ia menemukan
bahwa Tuhan sungguh amat peduli, amat serius dan amat bersungguh-sungguh
mengurus kehidupan Daud. Ia terpesona dan heran akan kesungguhan cinta kasih Tuhan
yang tidak kunjung usai merawat hidup Daud. Daud menemukan bahwa masa lalu yang
ia telah jalani juga penuh dengan pengalaman berat, kesulitan yang nyaris tidak
bisa diatasi yang ia sebut sebagai “lembah kekelaman” atau dalam terjemahan
lama disebut “lembah bayang-bayang maut”. Ia tentu pernah sakit, ia menderita.
Ia juga pernah terancam hidupnya. Tetapi Tuhan yang terus peduli, yang terus
serius mengurus hidupnya membuat ia sanggup mengatasi setiap penderitaan, sakit
dan ancaman hidup.
Mari sejenak kita merefleksikan diri diakhir tahun 2013 untuk
meninjau kembali masa satu tahun yang akan segera berakhir. Masa masa kelam,
masa sakit, masa derita yang penuh duri dan bahaya, yang membuat hati cemas,
kecut bahkan nyaris tersingkir dari panggung kehidupan. Kita juga mengingat
masa-masa indah dan cerah penuh berkat yang membawa tawa ria dan syukur. Kita
mengingat akan kesalehan, iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan dan kepada
gereja. Kita juga mengingat kelemahan iman, pertengkaran iman dan kejatuhan
iman sekaligus kelalaian kita terhadap dan dalam gereja kita. Kita mengatasi
semua itu kita dibuat terpesona oleh kasih setia Tuhan yang tidak berubah yang
terus-menerus mengurusi hidup kita. Yang membuat kita ada dan bertumbuh dan
maju dalam iman dan perbuatan baik. Bertumbuh dan maju dalam hidup sehari-hari,
sekalipun mungkin kita mencapai kemajuan dengan kerja keras, dengan berhemat
sana sini, dengan berhutang sana-sini lalu bekerja keras membayar sana-sini
.... tokh kita mengalami bahwa kita maju dan bertumbuh. Itulah pesona hidup
yang Daud alami dan yang kita alami. Itulah pesona penyertaan Allah yang tak
kunjung lelah mengurusi kita semua yang adalah anak-anak-NYA.
Kini pertanyaan kita adalah: mengapa Tuhan
Allah begitu sibuk, begitu serius, begitu peduli, begitu intens mengurusi hidup
Daud dan hidup kita? Memangnya Allah tidak menjadi lelah? Apa karena Daud dan
kita semua adalah orang-orang hebat yang tidak ada cacat celanya? Orang-orang
saleh yang hatinya putih seperti malaikat? Daud berusaha mencari alasan mengapa
Allah peduli padanya. Ternyata ia tidak menemukan alasan dalam dirinya sendiri
yang bisa memaksa Allah untuk mengurusi hidup Daud. Daud menemukan bahwa Allah
begitu peduli terhadapnya dan terhadap kita. Dengan kata lain Daud heran dan
berpikir dalam hati: “Orang model ke beta ini yang tidak selalu setia, tidak
selalu beriman, tidak selalu berharap pada Tuhan, tidak selalu berbuat baik,
bahkan diam-diam seringkali berpikir dan bertindak jahat .... masih juga diurus
oleh Tuhan...” Kesadaran ini membuat Daud tidak bangga di hadapan Tuhan, tidak
sombong di hadapan sesamanya, tidak sokh suci di dalam persekutuan ibadah dan
agamanya. Tidak! Sebaliknya Daud merendahkan diri dan bersaksi katanya: “Tuhan
begitu peduli pada saya ... oleh karena nama-NYA” (3). Tuhan terus setia
dan berbuat baik kepada Daud dan kepada kita karena Ia adalah Tuhan yang setia
kepada Diri-NYA sendiri. Ia tidak dolak dalik. Ia bukan Tuhan yang “muka
belakang” (kata orang Kupang). Ia terus peduli pada umat-NYA sebab IA menjaga
nama baik-NYA. Nama-NYA adalah kudus dan IA menjaminkan diri-NYA untuk tetap
setia memelihara umat-NYA.
Dalam Perjanjian Lama beberapa kali ungkapan
“oleh karena nama-NYA” atau “oleh karena nama-KU” muncul. Kita periksa beberapa
contoh: Mazmur 25:11 (baca). Disitu pemazmur meminta ampun atas dosanya
tetapi bukan dengan membanggakan amalnya seperti doa orang Farisi dalam Lukas
18:11-12 (baca). Tidak! Pemazmur bilang: “Saya berdosa, saya tidak punya
alasan untuk memohon ampun. Tetapi karena Engkau baik maka ampunilah aku
oleh karena nama-MU.
Mazmur 31:4 (senada dengan mazmur 23).
Yes. 48:9: (baca) “oleh karena nama-KU
.....”, “oleh karena kemasyuran-KU
.....” Allah sendiri bertutur bahwa IA tidak bertindak sembarangan kepada
manusia mengikuti nafsu amarah-NYA, tetapi IA menahan amarah, menahan diri oleh
karena nama-NYA sekalipun IA harus berurusan dengan orang-orang yang tidak
tahu, tidak pernah dan tidak mampu “menahan amarah” seperti kita ini.
Yezk. 20:9,14,22: (baca) Allah sendiri
bertindak menjaga kekudusan nama-NYA, menjaga kekudusan umat-NYA walau umat-NYA
tidak mampu menjadi kekudusan hidup dan ibadah mereka. Semua itu Allah lakukan “oleh
karena nama-KU.” Dengan kata lain, bukan manusia yang memaksa Allah berbuat
baik, bukan amal manusia yang memaksa Allah bertidak. Dosa-dosa manusia, juga
dosa-dosa dalam gereja, tidak dapat membuat Allah berhenti bertindak untuk
kebaikan umat-NYA.
Demikianlah diakhir
tahun ini kita bersyukur karena kita telah mengalami bahwa
Allah terus menerus, sepanjang tahun ini, bertindak, bekerja karena IA terus
peduli kepada kita, terus menaruh perhatian kepada kita sekalipun seringkali
kita jatuh dalam rupa-rupa dosa dan aib. Maka bersama Daud baiklah kita
berkata: “Terpujilah engkau ya Tuhan, karena Engkau terus memerus bertindak
untuk kebaikan kami sepanjang tahun 2013 sehingga kami ada di sini, kami bersyukur di penghujung akhir tahun ini. Semua itu telah Engkau perbuat bukan karena kami
baik atau hebat, melainkan oleh karena nama-MU.”
Berdasarkan pengalaman masa lalu sepanjang
tahun 2013 itulah
bersama Daud kita berikrar iman menurut tuturan ayat 6: masa depanku adalah
masa depan yang berlimpah kebajikan dan kemurahan dari Tuhan, masa depanku
adalah masa depan bersama Tuhan. Masa depan adalah kesempatan untuk berbuat
kebajikan dan berlaku murah hati oleh karena nama Tuhan-ku.
Catatan Reflektif:
Walau
dunia disekitar kita mempertontonkan “potret buram” tetapi kita mesti tetap ada
dalam suasana sukacita dan harapan baru untuk maju menggapai hidup bermakna di
dalam Kristus yang lahir dalam kesederhanaan dan kemiskinan. Dengan dilandasi
semangat inilah perubahan yang kita impikan dahulu pasti akan kita gapai walau
dalam waktu yang panjang.
Perjalanan
panjang di tahun 2013 bagai berlalu disebuah lorong yang gelap, adakah cahaya
yang sanggup menerangi lorong tersebut?. Alkisah dalam peristiwa “Betlehem”
diceritakan bahwa terang yang sesungguhnya kini telah dihadirkan dalam
kehidupan umat manusia. Kristus telah lahir bagi umat manusia, dalam pada itu
misi pembebasan dan damai sejahtera yang dibawah oleh sang “bayi natal” kini
menjadi tugas berat dipundak kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai gereja
kita diminta untuk memberi diri menjadi agen-agen pembawa damai dimanapun kita
berada dan berkarya.
Sebagai
gereja Tuhan (ingat: persekutuan) kita terpanggil untuk mewartakan syallom
Allah ditengah-tengah dunia yang gelap ini. Kegelapan dunia ini hanya dapat
diterangi bila ada kesediaan setiap orang untuk menyalakan terang yang
sesungguhnya di dalam kehidupannya. Dengan demikian maka cahaya yang kita bawa
ke manapun kita berkarya dan melayani akan menerangi setiap lorong gelap yang
kita jalani. Tahun baru yang masih gelap hanya bisa kita taklukkan bersama
Allah sumber terang yang telah hadir di antara umat manusia.
“SYALLOM”
Minggu, 29 Desember 2013
JGSN Minggu, 29 Desember 2013
JANGAN MENYIA-NYIAKAN KESELAMATAN!
Cavik Messakh Mangngi, S.Th. |
Oleh:
Cavik. Messakh Mangngi, S.Th.
KHOTBAH MINGGU, 29 Desember 2013, Pembacaan Alkitab: Ibrani 2:1-4
Ada banyak julukan yang diberikan kepada orang-orang Kristen di
akhir zaman ini yang makna faktanya lebih condong ke arah negatif, dan penuh
dengan makna yang tidak mendatangkan terang Firman; seperti:
- Kristen KTP
- Kristen Modern (serupa dengan “perkembangan dunia”).
Dari julukan-julukan ini tersirat bahwa tidaklah mudah untuk
menjadi orang Kristen yang tulus dan murni menyerahkan hidupnya ke dalam tangan
Tuhan. Sebab ternyata masih banyak hal yang kadangkala masih mengikat kejiwaan
kita, sehingga seakan-akan kita menjadi orang Kristen yang tak berdaya
mengatasi hal yang buruk dari luar dan dari dalam diri kita.
Dalam kitab Ibrani
ini, khususnya pasal 2, tersirat bahwa ALLAH melalui penulis kitab Ibrani ini
memperingatkan tentang bahayanya umat-umat Tuhan yang menyia-nyiakan
keselamatan yang telah diperoleh. Firman Tuhan ini disampaikan kepada mereka
yang sudah menjadi Kristen dalam artian mengenal Tuhan dan telah mendengar
tentang kabar keselamatan, bukan kepada mereka yang belum mengenal ALLAH atau
kafir.
Melalui kesempatan
ini, mari kita simak bersama-sama apakah yang menjadi suatu peringatan yang
termuat dalam satu perikop ini yang ditekankan oleh penulis dalam hikmat ALLAH
agar kita tidak termasuk dalam orang-orang yang menyia-nyiakan keselamatan itu.
Harus lebih meneliti dan memperhatikan apa yang kita telah telah
dengar (Firman keselamatan). Kita sebagai pengikut Kristus yang hidup di akhir zaman
ini harus benar-benar mengambil prinsip untuk mendengar Firman Tuhan dengan
penuh perhatian agar Firman Tuhan itu yang menjadi kekuatan dalam hidup ini
yang banyak sekali pengaruh-pengaruh negatifnya. Ketika benar-benar telah
melakukannya maka dengan sendirinya kita pasti akan terhindar dari arus yang
menghanyutkan. Harus memperhatikan Firman Kehidupan yang mendatangkan
keselamatan.
Sebagai umat percaya dalam zaman PB (Perjanjian Baru, red)
sekarang ini, apa yang menjadi isi dari pengharapan kita? Sesuai dengan
Pengakuan Iman Rasuli kita yang setiap minggu kita ikrarkan bersama, maka kita
sedang menanti datangnya Yesus yang terakhir kali ke dalam dunia ini sebagai
Hakim yang akan mengadili dunia ini. Bagi kita yang percaya Yesus maka
pengadilan-Nya bukan sebuah ancaman, melainkan suatu kesukaan besar karena kita
akan menerima hadiah kekal yaitu kehidupan abadi, dimana ada kemerdekaan dari
perbudakan dan kebinasaan untuk masuk ke
dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak ALLAH yakni terwujudnya kehidupan kita
sebagai anak-anak ALLAH secara sempurna (Roma 8:19 dst.).
Namun pengharapan sejati mesti disertai dengan upaya,
perjuangan/pergumulan. Demikian pula dengan kita sekarang, kita mesti berupaya,
berjuang, bergumul sambil berharap pada pertolongan Tuhan bahwa Ia akan
memberkati setiap upaya kita, dan menyertai kita dalam pergumulan-pergumulan
kita. Setiap upaya dan pergumulan yang dilaksanakan dalam takut akan Tuhan dan
berharap pada-Nya, pastilah akan diberkati. Yesus sudah datang ke dunia ini
menawarkan shalom itu, dan sekarang Ia titipkan berita shalom itu bagi kita
untuk meneruskannya baik dalam kata maupun dalam karya kita. Hal yang paling
mampu kita buat adalah hiduplah sebagai murid-murid Yesus yang terus
melaksanakan tanda-tanda KA (Kerajaan ALLAH, red) yaitu perdamaian, cinta
kasih, keadilan, kebenaran dsb. Bagi mereka yang dipercayakan untuk menjadi
pejabat/pemimpin atau orang-orang kunci di daerah ini baik dalam bidang
eksekutif, judikatif, maupun legislatif, baiklah menjalankan tugasnya itu
sambil berupaya untuk mewujudkan tanda-tanda KA yang sudah saya katakan tadi.
Untuk itu saudara-saudara mesti berupaya agar tidak jatuh dalam godaan zaman
ini seperti KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, red), dan kejahatan lainnya.
Dengan demikian, pengharapan kita bukanlah pengharapan yang pasif
tetapi aktif, dan dalam percaya/berharap pada Tuhan bahwa Ia akan memberkati
setiap upaya dan pergumulan kita.
Secara perorangan, kita juga satu per satu punya kesulitan dan
pergumulan hidup tertentu. Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk berharap
pada pertolongan dan berkat-Nya. Jika kita masih hidup dalm kemiskinan,
berjuang dan bergumullah sambil berharap pada pertolongan dan berkat Tuhan.
Jika ada di antara kita yang mungkin tidak sadar dikuasai dosa dan kejahatan
zaman ini, maka adalah kewajiban kita semua untuk memberitakan damai/shalom
bagi mereka. Mereka yang dikuasai dosa tidak sadar bahwa sebenarnya Yesus sudah
memerdekakan mereka dari kebinasaan, supaya mereka bisa hidup dalam kemuliaan
sebagai anak-anak ALLAH. Kepada mereka mesti diberitakan berita pembebasan yang
Yesus sudah kerjakan.
Orang yang berjuang dan berharap pada Tuhan pastilah tidak akan
dikecewakan.
Sebagai gereja, orang-orang yang percaya Yesus, sekarang ini kita
merayakan natal. Kita Bersyukur bahwa ALLAH yang kita percaya ternyata adalah
ALLAH yang hidup. IA bukan ALLAH yang diam/berpangku tangan. IA adalah ALLAH
yang berkarya agar dunia ini bisa diselamatkan. IA berkarya bagi keselamatan
umat manusia. Manusia yang selalu hidup dalam dosa dan kejahatan, menjadi pusat
perhatian ALLAH. ALLAH telah berupaya dan sekarang melalui gereja-NYA terus
berupaya supaya manusia yang terus hidup dalam dosa meninggalkan dosa-dosanya
dan menerima keselamatan.
Bagi kita yang sudah menerima Yesus, kita Bersyukur bahwa ALLAH
sudah mengaruniakan kepada kita keselamatan itu. Pada peraayaan-perayaan natal
kita sekarang ini, kita patut bersyukur karena kasih ALLAH untuk menyelamatkan umat
manusia berdosa termasuk kita, itu telah menjadi kenyataan. Yesus telah
berkenan datang ke dunia ini, untuk itu Dia sudah meninggalkan kemuliaan
sorgawi-Nya demi keselamatan umat manusia. Sekarang ini Tuhan terus berkarya
melalui Firman dan Roh Kudus-Nya untuk menyelamatkan umat manusia termasuk kita
semua.
Syukur yang benar itu mendorong kita untuk mengerjakan tugas-tugas
kita di dunia ini sebagai hamba-hamba Tuhan yang membawa damai sejahtera bagi
dunia ini. Hendaklah sebagai hamba Tuhan, kita terus berkarya sebagai pembawa
atau agen-agen damai sejahtera/keselamatan bagi dunia ini atau bagi
manusia/sesama saudara kita yang memang sudah percaya Yesus, sudah menjadi
anggota sidi, tetapi karena satu dan lain hal membiarkan dirinya dikuasai dosa
dan kejahatan zaman ini. Kita ditempatkan dalam bidang kerja dan panggilan kita
masing-masing agar kita menjadi agen pembawa damai sejahtera itu di lingkungan
kerja kita masing-masing. Atau kita menjadi agen pembawa damai sejahtera bagi
tetangga kita, bagi keluarga kita, juga bagi dunia ini. Kita sering berpikir
bahwa hanya para pendeta, penatua, dan diaken sebagai agen atau pembawa damai
sejahtera, tetapi sebenarnya kita semua yang sudah menerima damai sejahtera
itu, bertugas sebagai agen-agen atau pembawa damai sejahtera itu.
Sekali lagi, saudara-saudara, kita bersyukur bahwa Tuhan sudah
memberikan kepada kita damai sejahtera itu. Tetapi tugas kita selanjutnya
adalah bagaimana agar kita terus memelihara damai sejahtera yang sudah
diberikan kepada kita itu. Agar kita tetap memiliki damai sejahtera itu sampai
akhir kehidupan kita di dunia ini. Dan selagi Tuhan memberikan kepada kita
kesempatan untuk hidup di dunia ini, hendaknya kita ingat bahwa Tuhan
mempercayakan kepada kita suatu tugas mulia yaitu menjadi agen-agen atau alat
pembawa damai sejahtera bagi dunia ini. Laksanakanlah itu dengan penuh
sukacita, karena saudara sudah memiliki damai sejahtera atau keselamatan itu.
AMIN.
ILUSTRASI:
BEJANA PILIHAN
Seorang tuan sedang mencari
sebuah bejana. Sambil berjalan sang tuan melihat dan menilai bejana-bejana
tersebut.
BEJANA EMAS berkata: “Pilihlah
aku! Aku mengkilap dan bercahaya. Aku sangat berharga dan aku melakukan segala
sesuatu dengan benar. Keindahanku akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang
seperti tuanku, emas adalah yang terbaik.”
Tuan itu hanya lewat tanpa
mengeluarkan sepatah kata.
Kemudian ia melihat satu BEJANA PERAK yang ramping dan tinggi.
Bejana perak itu berkata: “Aku akan melayani engkau, tuanku. Aku akan
menuangkan anggurmu, dan aku akan berada di mejamu di setiap acara jamuan
makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata, dan perakku akan selalu
memujimu.”
Tuan itu hanya lewat, dan menemukan sebuah BEJANA KACA yang lebar
mulutnya dan dipoles seperti kaca. Bejana kaca berkata: “Sini! Sini, tuan! Aku
tahu aku akan terpilih. Taruhlah aku di mejamu, maka semua orang akan
memandangku.”
Namun tuan itu hanya melewatinya dan melihat BEJANA KRISTAL yang
sangat jernih. Bejana kristal berkata: “Lihatlah aku! Aku sangat transparan,
menunjukkan betapa baiknya aku. Meskipun aku mudah pecah, aku akan melayani
engkau dengan kebanggaanku. Dan aku yakin aku akan bahagia dan senang tinggal
dalam rumahmu.”
Tuan itu kemudian menemukan BEJANA KAYU yang berdiri dengan teguh,
dipoles dan diukir indah. Bejana kayu berkata: “Engkau dapat memakai aku,
tuanku. Tapi aku lebih senang bila engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan
untuk roti.”
Kemudian tuan itu melihat ke bawah dan melihat sebuah BEJANA TANAH
LIAT, kosong dan hancur, dan tergeletak begitu saja. Bejana tanah liat itu
hanya diam, karena tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana tuan itu.
Tuan itu berkata: “Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Akan aku perbaiki dan
kupakai, dan kujadikan sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana
yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh
di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang
memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar.
Tetapi yang kucari adalah bejana yang sederhana yang akan kupenuhi dengan kuasa
dan kehendakku.”
Kemudian ia mengangkat bajana tanah liat itu, memperbaiki,
membersihkan dan memenuhinya. Ia berbicara dengan lembut kepadanya: “Ada tugas
yang perlu engkau kerjakan. Jadilah berkat bagi orang lain seperti apa yang
telah kuperbuat bagimu!”
Demikian halnya dengan Tuhan. Ia mencari orang-orang yang rendah
hati, dan mau berjalan menurut kehendak dan kemauan Tuhan, yakni orang-orang
yang mau dibentuk sekalipun harus melalui hal-hal yang menyakitkan.
SELAMAT HARI MINGGU...!!
Shalom...! Selamat Datang di Blog JGSN…!!
Puji Tuhan, atas perkenanan-NYA, akhirnya BlogJGSN bisa rampung mulai dari perencanaan, desain dan pembuatannya dan sudah
siap untuk melaksanakan fungsinya sebagai sebuah media online di kalangan
internal Jemaat GMIT Gunung
Sinai Naikolan.
Sebagai sebuah media online, Blog JGSN akan menjalankan fungsi sebagai media
yang bersifat informatif dan konstruktif yang
berlandaskan Kasih Kristus.
Sebagai media INFORMATIF, BlogJGSN akan menyajikan kabar dan berita penting, menarik dan berguna demi
memperkaya khasanah ilmu dan pengetahuan jemaat, dan juga menghadirkan
laporan-laporan kegiatan pelayanan di internal jemaat/gereja.
Blog JGSN akan menghadirkan
informasi-informasi yang berhubungan dengan berbagai bidang ilmu dan aspek
kehidupan sebagai sebuah proses pembelajaran yang menawarkan perubahan cara pandang,
dan perluasan wawasan dan cakrawala berpikir terhadap hidup dan kehidupan.
Sebagai media KONSTRUKTIF, Blog JGSN
akan mengetengahkan ide dan gagasan seputar penjelasan-penjelasan alkitabiah
sehingga dapat mengarahkan jemaat pada sebuah pemahaman yang baik dan benar
terhadap Firman Tuhan, yang kiranya dapat berdampak pada pembangunan kehidupan
rohani-spiritual jemaat yang lebih baik dan pertumbuhan iman jemaat yang lebih
kokoh ke depannya.
Berikut ini adalah profil blog JGSN:
Judul blog : Jemaat GMIT Gunung Sinai Naikolan
Alamat URL : http://gmitgsn.blogspot.com/
Email : gunungsinainaikolan@gmail.com
Syalom
Administrator