Bagaimana
seorang pria seperti Yusuf merespon pemberian Allah? Bagaimana ia merespon
rancangan Allah bagi dirinya yang juga merupakan rancangan bagi dunia?
Mungkin
mulanyaYusuf merasa dunia seolah diperuntukkan bagi dia. Ia memiliki pekerjaan
sebagai tukang kayu. Pertunangannya dengan Maria tentu membahagiakan hatinya.
Namun tiba-tiba dunia terasa runtuh! Maria hamil! Padahal keduanya belum hidup
sebagai suami-isteri. Tentu ia kecewa karena merasa dikhianati. Meski mencintai
Maria, pasti sulit bagi dia untuk mempercayai cerita Maria.
Lalu apa
yang harus ia lakukan? Hukum yang berlaku saat itu bagi para pelaku zinah
adalah dilempari batu hingga mati. Ini bisa menjadi alasan untuk memutuskan
pertunangan. Yusuf memilih untuk memutuskan pertunangannya secara diam-diam. Ia
tidak ingin mempermalukan Maria di depan orang banyak. Tanpa disangka, malaikat
menemui dia di dalam mimpi dan berbicara secara khusus mengenai kehamilan
Maria. Respon Yusuf sungguh berbeda dari sikapnya sebelumnya. Ia bersedia menaati Allah dan menjadikan
Maria sebagai isterinya. Yusuf adalah figur natal yang tidak terlupakan. Ia
bukan pemeran utama, tetapi bukan tidak penting. Namun ia membutuhkan campur
tangan ilahi sebelum mampu menjalankan peran yang dirancangkan Allah bagi dia.
Dipakai
Allah sebagai alat untuk menggenapkan rencana-Nya seringkali terdengar indah di
telinga, tetapi berat untuk dijalankan. Mengapa? Karena harus mengorbankan
hasrat, harapan atau ambisi kita. Bahkan mungkin kita merasa bahwa harga diri
kita pun ikut dirampas. Namun kita harus mengimani bahwa kehendak Allah atas
kita merupakan yang terbaik. Kita juga harus menyadari bahwa dilibatkan Allah
ke dalam penggenapan rencana-Nya merupakan hal yang sungguh mulia bagi
kita. Mulia walaupun kita tidak mendapat
penghormatan dari orang lain. Bila kita tetap merasa berat menjalankan kehendak
Tuhan, mintalah Tuhan menerangi hati dan pikiran kita. Serta menguatkan kita.
Allah suka dengan sikap hati Yusuf yang penuh dengan ketulusan dan ketaatan
terhadap perintah dan janji Allah.
Janji Allah
pasti digenapi! Lalu janji manusia bagaimana? Allah berjanji melalui seorang
malaikat Tuhan kepada Yusuf keturunan Daud, bahwa Maria tunangannya akan
melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Yesus, karena Ia akan
menyelamatkan umat manusia dari dosa mereka. Ini sesuai dengan kata malaikat
Tuhan mengenai kelahiran Anak sebagai Penebus dosa.
Tetapi
bagaimana janji Yusuf keturunan Daud terhadap Maria tunangannya? Yang semula
akan menikahinya, kemudian menjadi ragu-ragu. Mengapa? Karena dia belum pernah
berbuat sebagaimana layaknya sebagai suami-isteri, tetapi mengapa Maria sudah
mengandung. Ini suatu cerminan dari ketidaktahuan Yusuf (manusia) akan
kebenaran yang dari Allah.
Siapa yang
dapat menyangkal bahwa janji Tuhan itu tidak benar? Tidak ada! Apalagi kita
sebagai orang beriman, hendaknya kita belajar dari Yusuf: ketulusan, ketaatan,
pengorbanan untuk melakukan kasih dan kebaikan. (Warta Pelayanan JGSN, Minggu
23 Desember 2018)
Kebaktian
Utama Minggu (KUM) Perayaan Minggu Advent IV (Minggu, 23 Desember 2018) di
Jemaat Gunung Sinai Naikolan yang dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh,
S.Si.Teol. bertema: “Belajar dari Yusuf: Ketulusan dan Ketaatan”. Nats
Pembimbing terambil dari: 1 Petrus 1:22, dan pembacaan Firman dari: Matius1:18-25. [Admin: p-nett]
0 comments:
Posting Komentar