Cavik. Messakh Mangngi, S.Th. |
HIDUP DALAM
KEBERSAMAAN
Kebaktian Utama Minggu, 23 Februari 2014, di Jemaat Gunung
Sinai Naikolan dengan jumlah kehadiran jemaat 332 orang (Jemaat L: 102, P:183,
Majelis L:24, P:23) mengambil tema: “HIDUP DALAM KEBERSAMAAN”. Kebaktian yang
dipimpin oleh Cavik. Messakh Mangngi, S.Th. menggunakan Liturgi Kebaktian Utama
Minggu Model 2 dengan Nyanyian Jemaat yang terambil dari Pelengkap Kidung
Jemaat (PKJ); Buka: PKJ 4:1, 2; Nats Pembimbing (1 Korintus 3:11): PKJ 129:1, 2; Persembahan: PKJ
145 & 150; Pengutusan: PKJ 136:1, 3.
Khotbah diawali dengan 2 pertanyaan reflektif: “Sebagai
orang Kristen, kita lebih memilih beribadah
atau sekedar kumpul-kumpul
(cerita-cerita, dll)? Dan “Sebagai orang Kristen apa yang menjadi dasar hidup?”
“Sebagaimana pembacaan Firman Tuhan yang terambil dari 1Korintus 3:10-23, ada dua tema yang tersurat dan tersirat, yakni: Dasar & Bangunan! Bangunan bisa berdiri kokoh di atas dasar/fondasi yang
kuat!” tegas Cavik Messakh Mangngi, S.Th. diawal khotbahnya.
“Hidup dalam kebersamaan (hidup berjemaat), setiap orang
memiliki peran. Pertama, menurut Paulus,
peran kita harus didasari dengan memahami aktifitas ALLAH. ALLAH yang mengambil
inisiatif terhadap kehidupan manusia/kita mulai dari awal penciptaan sampai
pada pengampunan di dalam Yesus (ayat 11). Maka adalah kewajiban kita untuk
terus menerus memeriksa aksi & hasil. Kita harus bisa menghasilkan!”
jelasnya.
“Kedua”, lanjutnya, “ALLAH telah menjadikan gereja sebagai
sahabat sekerja ALLAH, padahal sebelumnya kita adalah pelawan-pelawan ALLAH (pemberontak, admin). Menjadi sahabat sekerja
ALLAH adalah status sangat mulia yang diberikan oleh ALLAH!”
“Dan yang ketiga, ALLAH bekerja/sedang bekerja di dalam
setiap aktifitas kita, baik sebagai pendeta, cavik, penatua, diaken, jemaat
atau sebagai apapun, dan kita bekerja untuk ALLAH!”
Cavik Messakh Mangngi, S.Th. juga mengingatkan bahwa dalam
hidup berjemaat, seringkali kita tidak bisa menjadi sahabat sekerja ALLAH.
Terkadang kita melupakan ALLAH dengan semua kesibukan kita.
“Bagaimana kita menjadi sahabat sekerja ALLAH sekaligus
menjadi sahabat sekerja bagi ALLAH?”
“Kita diharapkan untuk bisa saling mendengarkan & didengarkan, memaafkan & dimaafkan, mengampuni
& diampuni agar bisa menjadi sahabat sekerja bagi ALLAH tanpa ada
permusuhan dan perselisihan!” himbau Cavik Messakh Mangngi, S.Th. menutup
khotbahnya.
Majelis yang bertugas pada Kebaktian Utama Minggu 23
Februari 2014 adalah Majelis Rayon 6. Organis & Kantoria: Pietro T. M.
Netti & Schola Cantorum GSN (Mimi dkk). [Admin]
0 comments:
Posting Komentar