“Menyanyi dan Menari
bagi ALLAH”
Atraksi Budaya |
Pentas
liturgi etnis Timor di Jemaat Gunung Sinai Naikolan dilaksanakan pada Kebaktian
Utama Minggu, 14 Mei 2017. Jemaat Gunung Sinai Naikolan terpilih sebagai jemaat
sampel di tingkat Klasis Kota Kupang untuk memperagakan pentas liturgi dalam
etnis Timor.
Kebaktian
yang berlangsung dalam nuansa etnis Timor (TTS) yang kental ini diwarnai dengan
berbagai macam atraksi budaya yang sangat memukau dari awal hingga akhir.
Bersama Tim Musik BP. Pengembangan Liturgi & Muger Sinode GMIT |
Mengusung
tema “Menyanyi dan Menari bagi ALLAH”, atraksi pembuka dimulai dengan tuturan mengenai
sebuah tarian budaya etnis Timor, Bonet. Bonet adalah sebuah tarian yang
merefleksikan banyak hal dalam kehidupan:
“Betapa baik dan indahnya, bersehati dalam damai,
bergandeng tangan merajut sukacita. Seirama menghentakkan kaki, bermadah
tentang Pencipta, mengenang cinta leluhur. Berkeluh tentang pengembaraan dan
perjuangan hidup. Berkisah tentang hikmat persaudaraan. Bersyukur akan
kelahiran, lalu sujud meratapi kematian.” (Penutur 1)
“Tarian Bonet mengusung persaudaraan, bergandengan
tangan, berirama dalam satu langkah. Hidup tak bias dirajut sendiri. Hidup
adalah corak tenunan keindahan. Tarian Bonet menggemakan ucapan syukur…..
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia Tuhan.” (Penutur 2)
“Lihatlah pada semesta! Di waktu hujan, katak-katak
pun bersorak tentang kebaikan Tuhan yang tiada pernah berhenti. Bonet memaknai
cerita masa lalu, masa kini dan masa depan. Semua makhluk diundang, segala bumi
dipanggil dalam satu ziarah: Menyanyilah…. Menarilah bagi ALLAH!” (Penutur 3)
Kebaktian
Utama Minggu (KUM) I dipimpin oleh Pdt. H. Abineno, Sm.Th, M.Pd., dan didukung
oleh Tim Praktisi Musik Gereja dari Badan Pengurus (BP) Pengembangan Liturgi
dan Musik Gereja Sinode GMIT. KUM II dipimpin oleh Cavik. Semuel O. Lobang,
S.Th.
Pembacaan
Alkitab terambil dari Keluaran 15:1-21 “Nyanyian Musa dan Israel.”
Renungan:
Kegiatan
yang dimotori oleh BP. Pengembangan Liturgi dan Musik Gereja Sinode GMIT ini
dilaksanakan sebagai contoh dari penggunaan/penerapan liturgi etnis dalam
merayakan bulan Bahasa dan Budaya yang baru dicanangkan oleh Sinode GMIT pada
setiap bulan Mei. Contoh liturgi ini akan menjadi dasar acuan bagi seluruh
gereja/jemaat GMIT dalam merayakan bulan Bahasa dan Budaya di tahun-tahun
mendatang.
Tema
utama bulan Bahasa dan Budaya tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Majelis Sinode
GMIT adalah “Bahasa dan Budaya sebagai Sarana Pembaharuan”. Tema-tema mingguan
untuk setiap etnis pun berbeda-beda.
Tim Praktisi Musik BP. Pengembangan Liturgi & Muger Sinode GMIT |
Berikut
ini adalah Gereja/Jemaat di tingkat klasis yang terpilih sebagai sampel dalam
bulan Bahasa dan Budaya tahun 2017 dengan tema-tema mingguannya:
- Minggu, 7 Mei: Liturgi Etnis Alor Pantar di Jemaat Karmel Fatululi; Tema: “ALLAH Menciptakan Beragam Bahasa”,
- Minggu, 14 Mei : Liturgi Etnis Timor (TTS) di Jemaat Gunung Sinai Naikolan; Tema: “Menyanyi dan Menari bagi ALLAH”,
- Minggu, 21 Mei : Liturgi Etnis Rote di Jemaat Koinonia Kuanino; Tema: “Bermusik bagi ALLAH”,
- Kamis, 25 Mei: Liturgi Multi Etnis di Jemaat Ebenheizer Oeba; Tema: “Bahasa sebagai alat Kesaksian”,
- Minggu, 28 Mei : Liturgi Etnis Sabu di Jemaat Ora et Labora Nunhila; Tema: “Keragaman Budaya sebagai Kekayaan dalam Tubuh Kristus”.
0 comments:
Posting Komentar