Minggu, 15 Februari 2015

Kasih Dan Damai (Minggu Sengsara I)

Pdt. Yabes Runesi, S.Th.

Kebaktian Utama Minggu sekaligus memasuki Minggu Sengsara I (15 Februari 2015) di Jemaat Gunung Sinai Naikolan dipimpin oleh Pdt. Yabes Runesi, S.Th., pendeta tamu dari Jemaat Koinonia Kupang. Kebaktian berlangung dengan menggunakan Tata Ibadah Khusus Minggu Sengsara I yang disusun oleh Majelis Klasis Kota Kupang-Rayon IV.

Kebaktian Minggu Sengsara I yang mengusung tema: “Mewujudkan Kasih Allah Dalam Kehidupan” mengambil pembacaan Firman Tuhan menurut 1 Petrus 3:8-9Kasih dan damai”. Puji-pujian liturgy terambil dari:  

  1. KJ 368 “PADA KAKI SALIBMU” (Intrumen Pembuka),
  2. KJ 33:1 & 3 “SUARAMU KUDENGAR” (Panggilan Beribadah),
  3. KJ 438:1-3 “APAPUN JUGA MENIMPAMU” (Introitus: Nats Pembimbing),
  4. KJ 26:2 “MAMPIRLAH DENGAR DOAKU” & Lagu “DIA JAMAH” (Pengakuan Dosa),
  5. Lagu “WAKTU TUHAN TOLONG SAYA (Berita Anugerah),
  6. NYTB 274:1 “KEAGUNGAN TUHAN” (Madah Syukur),
  7. Ragam KJ 472 “HOSIANA” (Pemberitaan Firman),
  8. NKB 120:1 “TIADA LAIN LANDASANKU” (Pengakuan Iman),
  9. NKB 84:1-4 “KUB’RIKAN BAGIMU TUBUHKU, DARAHKU” & KJ 361:3 “DI SALIBMU KUSUJUD” (Persembahan), dan
  10. KJ 434:1 & 2 (Pengutusan).


Hidup dalam kasih dan kedamaian merupakan suatu tuntutan bagi semua orang percaya. Mengasihi bukanlah kata yang asing bagi kita, bahkan seringkali kata itu menjadi klise. Setiap hari kita mengucapkannya, tetapi kita jarang menunjukkan kasih melalui kata-kata dan tindakan sehingga menunjukkan ketiadaan damai pula dalam hidup kita. Kasih dan damai yang dikehendaki Tuhan Yesus bukan sekedar kata-kata kosong melainkan harus dengan perbuatan nyata.

Rasul Petrus menasihatkan orang-orang percaya untuk hidup seia-sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. Sikap ini harus diikuti dengan sejumlah larangan: jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki. Sikap seperti ini tidak mencerminkan berkat sedikitpun. Sikap seperti ini bukanlah sikap dari orang-orang yang sudah dipanggil.

Orang yang sudah dipanggil Tuhan adalah orang-orang yang sudah ditebus, diselamatkan, dan dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Tuhan. Kasih yang sejati ditunjukkan dalam kerendahan hati. Rendah hati adalah sifat seseorang yang tidak sombong/tidak angkuh. Orang yang sombong/angkuh adalah orang yang senang menghargai diri secara berlebihan. Dengan demikian tidak menghargai orang lain (Renungan—Warta Pelayanan JGSN, Minggu, 15 Februari 2015).

“Selamat merayakan Minggu-minggu Pra-Paskah (Minggu Sengsara I)!”

0 comments:

Posting Komentar